Kamis, 10 September 2009

Misteri Murid Bandel Yang Tidak Anda Tahu

Menjadi Guru dan Orangtua pada dasanya sama saja. Yaitu melakukan pendidikan kepada anak-anak. Persamaan lain, acapkali guru dan orangtua dipusingkan oleh tingkah polah anak-anaknya selama proses pendidikan berlangsung. Tidak jarang pula anak bandel dan anak nakal menjadi istilah paling favorit diucapkan oleh guru dan orangtua kepada anak-anaknya yang susah diatur.

Patut disayangkan memang pemberian label anak bandel dan anak nakal secara prematur. Karena jika ditelaah secara mendalam, pemberian label semacam ini bukan menyelesaikan masalah namun justru membuat masalah itu bertambah besar. Anak akan semakin terkungkung dalam label negatif tersebut yang mengakibatkan ia menjadi rendah diri merasa terhina, dan dilecehkan. Ia merasa apa yang dilakukannya akan selalu salah di mata orang lain sehingga membiarkan segala tindakannya sesuai kemauannya.

Jika kita teliti, anak-anak yang sering bermasalah semacam itu memiliki dua sifat dasar yang sangat kuat yaitu kreatif dan berani. Hanya saja mereka belum bisa membedakan secara jelas antara kutub positif dan negatif. Atau bisa saja merasa dirinya terkekang dan tidak nyaman berada di kutub yang dianggap positif oleh kebanyakan orang. Ia merasa kutub negatiflah yang bisa membuatnya nyaman untuk melakukan tindakan kreatif dan berani tersebut. Nah, di sinilah sebenarnya peran guru dan orangtua dibutuhkan. Mengarahkan dan membimbingnya agar bisa membedakan secara jelas antara kutub positif dan negatif dan berusaha menggiringnya menuju kutub positif. Sayangnya, beberapa guru dan orangtua tidak sabar untuk melakukan tindakan tersebut dan senang melakukan jalan pintas. Jalan pintas semacam hukuman fisik dan stigma-stigma negatif bisa saja menghasilkan perubahan/perbaikan keadaan secara drastis, namun perubahan semacam itu hanyalah perubahan semu dan cenderung rapuh. Anak hanya akan berubah pada sisi eksternalnya saja akibat adanya tekanan dan doktrin, namun sisi internal anak sebenarnya belum berubah. Hal itu menyebabkan anak hanya akan bertindak baik saat berada dalam area pengawasan/pemantauan saja, di luar area ia akan kembali seperti semula.

Berikut saya kutipkan cerita inspiratif dari www.tanadisantoso.com

Pemenang Nobel Fisika : Murid yang Bandel

Ini adalah cerita tentang kejadian berpuluh-puluh tahun yang silam di daratan Eropa. Kisah ini bercerita tentang Millboard, satu-satunya pemenang hadiah Nobel Fisika dari Denmark.

Pada saat ujian fisika, ada sebuah pertanyaan dari seorang dosen. Pertanyaan tersebut adalah “Bagaimana menentukan tinggi sebuah gedung 35 lantai dengan menggunakan barometer"? Pertanyaan ini sebenarnya relatif mudah.

Diantara sekian banyak murid ada satu murid yang sangat bandel. Dia menjawab, “Kita menggunakan benang yang diikatkan pada ujung barometer tersebut, lalu kita turunkan dari lantai 35 sampai menyentuh tanah. Kita berikan tanda pada benangnya, kemudian kita tarik lagi ke atas dan diukur berapa meter panjang benang tersebut. Lalu ditambah 35 cm (panjang barometer). Maka kita akan tahu berapa tinggi gedung tersebut.”

Dosenya sangat marah mendengar jawaban tersebut. Karena selain bandel, si guru juga sangat membencinya. Akhirnya si guru tersebut tidak meluluskan ujian nya. Si murid pun mengajukan keberatan kepada dewan sekolah untuk meninjau angka ujiannya. Di hadapan dewan, murid tersebut menjelaskan jawaban ujiannya.

Singkatnya, pada saat itu karena gurunya tahu bahwa anak ini pintar, maka dilakukanlah ujian ulang. Dipanggillah empat dosen paling senior untuk menguji murid ini.

Besoknya ketika ujian berlangsung, empat dosen tersebut hanya memberikan waktu 10 menit untuk menjawab pertanyaan semua soal ujian. Dengan secarik kertas, dia mencorat-coret, menggambar bintang, bulan, dan sebagainya.

Empat dosen ini mulai marah karena pada menit yang kedelapan dia belum juga memberikan jawaban apapun.

Sampai akhirnya dosen-dosen tersebut bertanya, “Sebenarnya kau bisa menjawab tidak?”

Si murid menjawab, “Saya sebenarnya mempunyai banyak jawaban tetapi saya bingung, saya harus memberikan jawaban yang mana”.

“Pertama, saya bisa saja melihat sinar matahari pada pukul 09.00. Gedung tersebut pasti mempunyai bayangan. Kita ukur bayangan tersebut. Kalau misalnya bayangan tersebut panjangnya 150 m, lalu saya akan mengambil barometer dan dikenakan ke matahari. Saya juga akan tahu berapa panjang bayangan barometer tersebut. Kalau panjang barometer tersebut 50 cm, maka dengan perbandingan sederhana saya bisa tahu tinggi gedung tersebut.

“Kedua, saya bisa saja membawa barometer tersebut ke lantai paling atas. Dengan memakai time watch, saya jatuhkan barometer tersebut. Tunggu beberapa detik sampai barometer itu menyentuh lantai. Saya langsung tahu berapa waktu yang dibutuhkan oleh barometer untuk

menyentuh lantai bawah. Dengan menggunakan pengukuran gravitasi bumi dan kecepatan barang itu jatuh, saya bisa tahu tinggi gedung itu tetapi sayangnya barometer tersebut akan pecah”. “Saya juga sempat berpikir begini, kalau saya naik tangga darurat, kemudian saya ukur tingginya tangga tersebut dengan barometer satu per satu. Tinggal mengalikan 35cm maka saya akan mengetahui berapa tingginya gedung tersebut. Tentu banyak cara lain”.

“Saya juga bisa menggunakan dengan cara yang sederhana dengan melihat tekanan udara di bawah berapa dan di atas berapa. Dengan menggunakan rumus sederhana, saya bisa tahu jawabannya”.

Jawaban inilah yang sebenarnya diinginkan oleh dosen, tetapi tentu saja ini adalah jawaban yang sangat bodoh.

Lalu diteruskannya, kalau ingin yang lebih scientific, maka kita bisa gunakan pendulum. Ikatkan pendulum pada seutas tali sepanjang1 m kemudian swing-kan pendulum tersebut di lantai bawah.

Si mahasiswa meneruskan kalimatnya. “Saya juga akan melakukannya di lantai atas.

Perbedaan kecepatan swing dengan menggunakan rumus yang complicated, bisa mendapatkan tinggi gedung tersebut. Karena gaya gravitasi yang berbeda pada ketinggian lantai 35 dan lantai dasar. Tentu cara tersebut sangat sederhana dan bermacam-macam.

Tetapi yang paling saya sukai adalah jika saya tinggal bertanya saja pada satpam berapa tinggi gedung ini, kalau Anda bisa jawab saya kasih hadiah barometer.”

Nah, akhirnya Niels Bohr diluluskan dan dia adalah satu-satunya pemenang hadiah Nobel Fisika dari Denmark.

Dalam kehidupan ini banyak yang nyleneh seperti itu. Kita tidak bisa menilai bahwa orang itu nakal, bodoh dan sebagainya. Mereka kadang-kadang akan mengejutkan dunia ini.


Salam Istimewa!









24 komentar:

  1. Pertamanya, gan!

    Mengobati rasa kangen dan request atas blog Bisnis Guru. Maaf mas Umar kalau nggak sempat berkunjung.

    Nice posting!
    Kenakalan murid tidak seharusnya diberantas seluruhnya. Karena mereka tetaplah individu yang sedang dalam proses menuju perkembangan fisik, emosi dan mental yang lebih baik.

    Hanya perlu kontrol yang tepat agar energi dan potensi mereka dapat tersalurkan melalui sarana yang bermanfaat dan dapat menumbuhkembangkan potensi lainnya.

    Good Job!

    BalasHapus
  2. Mantaaaaab.. sangat inspiratif!!!! briliant mas... saya suka cerita-cerita orang hebat ...mantaaabb trims atas postingannya ya mas... salam hangat ALFRED

    BalasHapus
  3. @ Agus Siswoyo:
    Terimakasih kunjungannya dan masukan yang sangat berarti itu Mas. Mudah-mudahan mas Agus tidak melupakan blog ini lagi, hehe...

    @ Tips dan Trik Memadamkan Amarah:
    Terimakasih Mas Alfred sudah menyukai tulisan ini. Mudah-mudahan bermanfaat.

    Salam Istimewa!

    BalasHapus
  4. Nggak mungkin lupa, mas!
    Yang bergelar Blogger Fisikawan cuma satu thok, Only one...!
    He..he..he...

    BalasHapus
  5. Berarti jadi guru harus bijak ya Mas Umar karena ternyata potensi orang yang dianggap nakal justru bisa mengguncang dunia..

    BalasHapus
  6. @ Agus Siswoyo
    Oce-oce...percayaa...

    @ Nah, itulah mas. Makanya semua guru harus jeli melihat potensi siswanya dan harus sabar dalam mendidiknya.

    BalasHapus
  7. kisah di atas mengajak kita melihat masalah dengan pandangan luas dan objektif..
    Menilai orang hanya berdasarkan prasangka pribadi seringkali malah salah..
    jangan pula buru-buru menghakimi dan melabeli orang dengan cap-cap jelek seperti di atas..

    sering kali orang membenci yang orang yang 'beda' , padahal yang 'beda' itulah yang tidak jarang menjadi sosok istimewa.. :)

    BalasHapus
  8. hukum relativisme tetap berlaku. yang nakal belum tentu berakhir buruk, yang penurut belum tentu berakhir sukses. proses akan menyeleksi semua itu.

    nice posting mas

    BalasHapus
  9. Ceritanya bagus Mas... coba anak bandel di Indonesia seperti dalam cerita. Tapi ternyata yang nakal, di Indonesia yang negatif...
    Ya yg sabar aja Pak Guru dalam menghadapi anak bandel.

    BalasHapus
  10. tak kan pernah bisa untuk mengetahui kehendak Yang Maha Kuasa.
    karena semua akan terkejut dengan kebesaran Allah

    BalasHapus
  11. @ Wellsen
    Adalah sangat bijak jika memandang segala hal dari sudut yang luas. Keterampilan inilah yang sebenarnya dibutuhkan oleh setiap orang termasuk mereka yang berprofesi sebagai guru.

    @ Fadly Muin
    Benar sekali itu mas. Teori relativitas semacam ini bukanlah sekedar teori melainkan banyak terjadi dalam kehidupan nyata. Apakah itu sebuah keajaiban, tentu saja tidak karena ada proses di dalamnya.

    @ Winarno
    Cerita di atas bukan sekedar cerita Mas. Di Indonesia sendiri, bahkan tetangga saya juga ada yang demikian. Namun memang harus diakui bahwa jumlahnya tidaklah sebanyak harapan kita.

    @ www.kamesaku.com
    Mudah-mudahan semua menjadi makhluk yang dikehendaki Allah SWT. Amiinn..

    Salam Istimewa!

    BalasHapus
  12. Wah, senang sekali membaca kisah-kisah diatas mas...Saya juga pernah baca orang-orang seperti bill gates, soichiro honda, dan beberapa lagi orang sukses ternyata pernah bermasalah pada saat mengenyam bangku sekolah....Memang murid bandel mungkin akan menjadi hebat dengan pengarahan yang tepat ya mas.

    BalasHapus
  13. Ya mas Guru memang rata rata orang yang mempunyai IQ di atas rata rata memang biasanya orang tersebut bertingkah juga di atas rata rata dan orang yang bisa memahami hal tersebut juga pastinya orang yang mempunyai pengetahuan di atas rata rata pula, salam hangat dan sukses dari BBM mas Guru

    BalasHapus
  14. @ Muklis:
    Banyak ilmu, banyak tingkah juga ya...?
    Hmmm, baru tahu...

    BalasHapus
  15. Adalah sangat tidak bijaksana jika menilai orang hanya dari satu sisi saja. Sungguh banyak hikmah mas umar yang saya petik dari posting kali ini.

    Keep posting.

    BalasHapus
  16. pak guru, belum ada artikel baru nih??? salam hangat
    sekalian mau ucapkan minal aidin walfaidzin

    salam hangat ALFRED :D

    BalasHapus
  17. Selamat hari raya Idul Fitri, Pak Umar..
    mohon maaf lahir dan batin.. :)

    BalasHapus
  18. Murid bandel adalah murid yang punya adernalin tinggi..model yang seperti ini kalau gurunya bisa mengarahkan, bisa jadi calon enterpreneur..teman SMA saya yang dulu bandelnya na'udzuillah minjalik..sekarang jadi bisisman lho..Mantab kan?

    BalasHapus
  19. Lha einstein aja rada nyeleneh, tapi teori EMC2 nya dahsyat.

    Kreativitas yg masih belum terarah. Itu yg membuat seseorang lantas menjadi bandel. Jika saja kita bisa menunjukkan arahnya, tentu mereka akan menjadi aset bangsa yg luar biasa.

    Itulah mengapa di kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa, kita para pematerinya disebut pemandu bukan trainer... karena kita dituntut untuk bisa memberikan arahan bagi anak2 luar biasa agar benar2 bisa berbuat lebih pada bangsanya...

    BalasHapus
  20. Mampir mas, mau kasih info sekarang saya pindah domain ke domain dot com. Semoga kita tetap bisa saling comment...

    AgusSiswoyo.com

    BalasHapus
  21. saya suka murid bandel, tapi saya benci murid kurang ajar..

    BalasHapus
  22. Kl menurut sy, definisikan dn apa indikator nakal itu,khawatir kl salah menilai, siapa nanti yg bakal disalahkan? Apalagi nakal dimasa pubertas itu kn cuman skedar aktualisasi diri, slama tidak berdampak sosial yg besar, menrt sy : y nggak pa2.OK gt, dl ms, salam kenal dr sy,Arkum

    BalasHapus
  23. Saya datang membawa misi perdamaian.
    Dengan rasa bangga saya juga ingin memperkenalkan Bhirawa.
    Sebuah blog baru yang membutuhkan petunjuk,bimbingan, saran dan masukan serta kritik yang konstruktif dari para blogger senior.
    Sekalian mohon doa restu semoga Bhirawa jadi blog perkasa tetapi tetap rendah hati.
    Terima kasih
    Salam hangat dari Kota Pahlawan

    BalasHapus
  24. (Srimuliani Handoyokusumo; Lolos PNS Guru di lingkungan Kemenag Berau)

    Berawal dari keinginan kuat untuk mengikuti test tertulis CPNS yang dilaksanakan oleh PEMDA Berau dimana saya tinggal, saya pun ikut berpartisipasi mengkutinya. Namun sebenarnya bukan sekedar hanya berpartisipasi tapi terlebih saya memang berkeinginan untuk menjadi seorang PNS. Waktu pun terus berjalan, karena tertanggal 5 Desember 2013 yang lalu saya pun mengikuti Test CPNS yang diselenggarakan oleh PEMDA Berau dengan harapan yang maksimal yaitu menjadi seorang PNS. Kini tanggal 18 Desember 2013, pengumuman test kelulusan tertulis itu diumumkan. Dengan sedikit rasa was-was dan bercampur tidak karuan menyelimuti pikiranku. Rasa pesimisku memang timbul, karena pengumuman yang di informasikan adalah tertanggal 11 Desember 2013 namun di undur tanggal 18 Desember 2013. Dengan mengucapkan BISMILLAH, aku pun masuk ke halaman kantor BKD untuk melihat hasil pengumuman test tertulis CPNS. Dan Syukur Alhamdulillah saya pun LULUS diurutan ke 3 dari 1 formasi yang aku ikuti di Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Dan berikut peringkat screen shoot yang saya jepret menggunakan Ponsel kesayangku.

    Puji Syukur tak henti-hentinya aku panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rezeki yang diberikan kepadaku. Semua hasil ini saya ucapkan terimakasih kepada :

    1. ALLAH SWT; karena KepadaNya kita mengemis dan memohon.

    2. Suami dan Anak [DikMa]; Dukungan Do’anya sangat berharga dalam pencapaian saat ini.

    3. Orang Tua, Saudara-saudaraku; Tetap mensupport aku selama 3 bulan terakhir ini, terimakasih Mama, terima kasih Kakak Perempuan ku, terima kasih Kakak Laki-laki ku tak terlepas juga buat teman-temanku terimakasih semuanya.

    4. Terimakasih untuk khususnya Bpk.IR.AGUS SUTIADI M.SI beliau selaku petinggi BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.anda ingin LULUS seperti saya silahkan anda hubungi nomor bpk IR.AGUS SUTIADI M.SI,0852-3687-2555.

    BalasHapus