Minggu, 12 April 2009

SBY, Partai Demokrat, dan Pendidikan


Pemilu legislatif telah usai. Hasil quick count menunjukkan Partai Demokrat berhasil unggul secara fantastis dalam pemilu kali ini. Partai bercorak biru tersebut unggul di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Tidak hanya itu, Partai Demokrat juga diapresiasi secara positif oleh para pemilih (WNI) dari berbagai negara yang mengikuti pemilu. Sementara itu berdasarkan perhitungan suara sementara versi Komisi Pemilihan Umum (KPU), posisi partai yang baru dua kali ikut pemilu tersebut juga masih kokoh bertengger di posisi puncak.

Terlepas dari segala ketidaksempurnaan penyelenggaraan pemilu kali ini, kemenangan tersebut tentu menggembirakan bagi tim sukses, fungsionaris, caleg, dan pemilih Partai Demokrat. Di saat partai-partai lain merosot atau stagnan perolehan suaranya, partai berlogo bintang ini justru melesat jauh. Kenaikan suara hampir 3 kali lipat dari pemilu sebelumnya tersebut tentu menjadi menarik untuk dicermati. Ada apa dengan Partai Demokrat?


Siap Kalah dan Siap Menang
Pemilu adalah sebuah kompetisi. Kompetisi untuk memperebutkan kekuasaan di negeri ini. Sebagaimana lazimnya sebuah kompetisi, jelas ada istilah kalah dan menang. Siapa yang menang bolehlah ia bangga dan bahagia atas jerih payahnya selama ini, begitu pula yang kalah mungkin bisa saja ia kecewa. Namun demikian, keutuhan bangsa dan negara tetaplah harus diutamakan daripada kepentingan kelompok dan golongan. Dengan begitu akan tercipta sportifitas dalam kompetisi ini. Atau dengan bahasa yang lain, bagi yang menang jangan lantas jumawa sedangkan yang kalah hendaknya juga legowo.

Tidak usah mencari-cari alasan yang tidak rasional untuk mendelegitimasi hasil pemilu kali ini. Karena apa? Karena mendelegitimasi hasil pemilu bisa menimbulkan implikasi sosial ekonomi politik yang sangat dahsyat. Di samping itu bangsa ini sudah kadung mengorbankan triliunan rupiah untuk membiayai pesta rakyat lima tahunan ini. Mendelegitimasi hasil pemilu berarti sama halnya dengan meminta KPU untuk menggelar pemilu ulang, yang berarti pula memaksa bangsa ini mengeluarkan uang yang sangat besar lagi untuk membiayainya.

Fakta menunjukkan memang banyak terjadi permasalahan dalam pemilu kali ini, terutama kesemrawutan masalah DPT dan logistik. Bahkan beberapa pengamat politik menyatakan bahwa penyelenggaraan pemilu kali ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah bangsa ini. Bila pun memang demikian, kiranya pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam pemilu kali ini bisa menempuh jalur hukum untuk menyelesaikannya. Bila pun ada kecurangan-kecurangan dan terpaksa harus digelar pemilu ulang, hendaknya juga bisa dilaksanakan secara lokal saja. Dengan begitu, tidak terlalu besar ongkos politik yang harus ditanggung bangsa ini. Karena pada dasarnya, pelaksaan pemilu hanyalah pintu gerbangnya saja. Sedangkan yang lebih utama sebenarnya adalah apa yang akan dilakukan oleh mereka yang menang itu setelah penyelenggaraan pemilu ini usai.

Prestasi SBY dalam Bidang Pendidikan
Kembali ke topik awal, kemenangan Partai Demokrat dalam pemilu kali ini tentu sangat menarik dicermati. Ada apa dengan Parta Demokrat? Apa yang membuat rakyat begitu antusias memilih partai tersebut? Benarkah masyarakat lebih memilih ”TERUSKAN” daripada ”PERUBAHAN”? . Di sini saya tidak ingin menjawab detail semua pertanyaan tersebut, karena memang saya tidak memiliki kapasitas dan referensi yang pas untuk itu. Atau kalau belum puas, silakan menyimak artikel Mas Zamahsari yang berjudul Pemenang Pemilu 2009, Partai Demokrat. Dalam artikel tersebut, Mas Zam membeberkan beberapa prestasi kepemimpinan SBY dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini. Adapun dalam artikel ini, saya hanya menambahi saja. Khususnya adalah prestasi SBY dalam bidang Pendidikan.

Keberhasilan SBY dalam bidang pendidikan selama ini jelas bukan semata-mata keberhasilan beliau. Tentu saja ada peran Jusuf Kalla sebagai wakil presiden yang memang fokus dalam urusan domestik khususnya kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga tetap ada andil anggota DPR yang berhak untuk mengesahkan regulasi bidang pendidikan yang diajukan pemerintah. Dengan begitu banyak pihak sebenarnya yang turut mencetak prestasi dalam bidang pendidikan selama lima tahun ini.

Adapun beberapa prestasi yang berhasil dicapai SBY dalam bidang pendidikan selama kurun waktu lima tahun kepemimpinannya diantaranya adalah:
  1. Disahkannya Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD)
    Undang-undang ini mengatur tentang profesi Guru dan dosen. Termasuk di dalamnya kesejahteraan Guru dan Dosen.
  2. Disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
    Undang-undang ini mengatur seluruh sistem pendidikan yang berlaku secara nasional. Termasuk di dalamnya pelaksaan Ujian Nasional.
  3. Berlakunya program Sertifikasi Guru dan Dosen
    Dengan program ini Guru dan Dosen yang telah bersertifikat berhak memperoleh tunjangan sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan.
  4. Cairnya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
    Dana ini dikucurkan pemerintah untuk membantu sekolah-sekolah dalam menyelenggarakan sekolah dan memperbaiki sarana prasarana sekolah.
  5. Cairnya dana BKM (Bantuan Khusus Murid/Beasiswa)
    Dana ini dikucurkan pemerintah untuk membantu biaya sekolah para siswa dengan kategori siswa miskin.
  6. Cairnya Tunjangan Fungsional Guru
    Tunjangan ini diberikan oleh pemerintah setiap bulan kepada seluruh guru, baik guru negeri maupun swasta.
  7. Gaji Guru Negeri Minimal 2 juta
    Ini adalah jaminan dari pemerintah untuk memperbaiki harkat, kualitas, dan kesejahteraan guru berdasarkan gaji yang diterima. Dan mulai berlaku sejak bulan Januari lalu.
  8. Direalisasikannya 20% Anggaran Pendidikan dalam APBN
    Terealisasinya anggaran pendidikan 20% dalam APBN tentu membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Selain itu juga selaras dengan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945.
  9. Program Sekolah Gratis
    Program sekolah gratis memberi kemudahan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang layak. Program ini telah berlaku di beberapa provinsi khususnya pada sekolah-sekolah negeri.

Itulah beberapa prestasi SBY dalam bidang pendidikan yang penulis ketahui. Melihat prestasi-prestasi tersebut, para praktisi pendidikan dan wali murid bisa saja memberikan apresiasi positif kepada pemerintah selama ini. Atas dasar itu pula sangat wajar rasanya jika praktisi pendidikan dan wali murid lebih memilih ”TERUSKAN” daripada ”PERUBAHAN” dalam pemilu kemarin. Karena fakta membuktikan bahwa pemerintahan SBY adalah yang paling konsen memperjuangkan eksistensi pendidikan di negeri ini.

Memilih ”PERUBAHAN” memang baik jika korelasinya ingin berubah lebih baik. Namun memilih ”TERUSKAN” pada sesuatu yang sudah baik agaknya juga bukan hal yang bodoh. Bagaimanapun juga tahapan pemilu belum berakhir, kita tunggu saja!

Salam Istimewa!









23 komentar:

  1. Memilih ”PERUBAHAN” memang baik jika korelasinya ingin berubah lebih baik. Namun memilih ”TERUSKAN” pada sesuatu yang sudah baik agaknya juga bukan hal yang bodoh.

    ini memang sejalan dengan apa yang saya pikirkan.
    mempertahankan prestasi dan bisa merealisasikan kearah lebih baik memang sangat sulit. dibandingkan meraih prestasi yang sudah tau lawan maennya.

    maka berikan sejarah yang baik pada diri, demi keyword (kata kunci yang mudah untuk dikenal diingat dan dikenang orang) untuk diri yang baik dalam masyarakat.

    salam perdamaian
    orang yang hebat adalah orang yang bisa menerima kekurangan orang lain. (maka bagi yang kalah, boleh menjadi oposisi tapi harus berdasarkan etika yang ada)

    BalasHapus
  2. Analisa tentang poltiknya mantap walau diuraikan oleh BisnisGuru yang notabene adalah seorang pendidik, bukan pengamat politik.

    Memang benar bahwa mendepankan sikap FairPlay adalah sangat terpuji untuk diterapkan yaitu "Siap Kalah dan Siap Menang."
    Dan bangsa kita masih perlu belajar banyak tentang demokrasi, jadi mohon dimaklumi kalau dalam pelaksanaan setiap pemilu masih banyak kekurangan. Dan untuk hal yang lebih sempurna adalah butuh proses.

    BalasHapus
  3. pertama= t3rima kasih backlinknya mas..
    kedua= terima kasih infonya yang mendetail tentang peran pemerintah untuk memajukan pendidikan. semoga pendidikan pada masa yang akan datang tidak menjadi barang yang mahal.
    Kita tunggu saja siapa yang akan menjadi calon 2 presiden yang akan datang. Bersiap menyambut pesta rakya yang kedua

    BalasHapus
  4. Kemenangan yang diperoleh memang tidak terlepas image positif dan prestasi dari sang icon tertinggi negeri ini yaitu pak SBY yang banyak menorehkan hal-hal positif dan bermanfaat di mata masyarakat seperti, pemberantasan korupsi,narkoba,peningkatan kesejahteraan dalam bidang pendidikan maupun penurunan harga BBM yang tentunya sangat vital bagi masyarakat untuk menjalankan roda perekonomian. Tentu ini hal yang menggembirakan.

    Meskipun dari itu juga ada beberapa kekurangan, paling tidak dari kemenangan partai Demokrat kali ini, semoga mampu memberikan kemenangan terbaik untuk semua masyarakat Indonesia pada pesta rakyat berikutnya yaitu pilpres pada bulan juni mendatang.

    Artikel yang padat mas, khususnya peningkatan bidang pendidikan...begitu detail...he...he..

    Salam Sukses

    Analisa

    BalasHapus
  5. @ Dadang Firdaos
    Berarti kita sepakat Mas Zam dalam hal ini. Mempertahankan memang lebih sulit daripada menciptakan. Yang penting, siapapun dia yang akhirnya memimpin negeri ini. Berikan yang terbaik untuk rakyat.

    @ Sumartono
    Terimakasih supportnya Mas Sumartono.
    Ya Mas! semuanya memang butuh proses. Mudah-mudahan bangsa ini secepatnya lebih dewasa lagi dalam berdemokrasi dan segera keluar dari belenggu kebodohan.

    @ Zamahsari
    Oke Mas Zam, kita tunggu saja. Sambil berdo'a mudah-mudahan pemimpin yang amanah yang akan terpilih pada pemilu mendatang. amin!

    @ Handoko Tantra
    Ya Mas Han, memang masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki selama pemerintahan SBY. Kalau dalam bidang pendidikan mungkin perlu evaluasi lagi masalah pelaksanaan ujian nasional dan kesejahteraan guru swasta yang masih memprihatinkan. Kalau di bidang lain, silakan kawan-kawan menambahinya.

    Salam Istimewa!

    BalasHapus
  6. Sejak menjabat menkosospolkam, SBY sudah terlihat lebih menonjol, dibandingkan dengan menteri yang lain. disamping karena posisi sospolkam adalah posisi yang sangat strategis, karena erat kaitannya dengan stabilitas nasional kita.

    harus di akui, bahwa pesona SBY dengan gaya diplomatis yang menurut saya sangat santun. dan pandai memanfaatkan momentum.

    namun dari sisi kepartaian indonesia. sebenarnya cenderung kepada pengkultusan individu. lihat saja, apa yg terjadi ketika modernisasi terjadi di kubu PKB, pecah! kenapa megawati tidak tergantikan sebagai posisi ketua umum sampai sekarang??? yg notabene PDI-P adalah partai demokrasi indonesia.

    jadi kemenangan partai demokrat, sangat di tentukan dengan pembentukan karakter SBY sebagai figur yang di idolakan.walaupun peran partai sendiri tidak bisa di abaikan.

    semoga saja kedepan Indonesia semakin maju dengan sistem domokrasi yang terus di kembangkan, sehingga benar2 bisa mencapai hakikat yang sesungguhnya, demokrasi yang damai.

    BalasHapus
  7. artikelnya menarik mas,, gak tau mau komen apa nih,,

    BalasHapus
  8. Semoga ke depan indonesia makin maju dalam pendidikannya agar menghasilkan manusia cerdas dan berilmu tinggi,untuk selanjutnya bisa membangun indonesia yang lebih baik lagi ,amin salam

    BalasHapus
  9. HEHEHE KAYAKNYA MAS UMAR GEMBIRA SEKALI ATAS KEMENANGAN DEMOKRAT,SAYA SEPENDAPAT DENGAN MAS UMAR.DENGAN PENDIDIKAN MEMADAI KITA AKAN MAMPU BERSAING DALAM KANCAH GLOBAL NANTINYA,DAN INDONESIA AKAN JADI NEGARA MAJU SERTA SEJAHTERA,AMIN.SALAM

    BalasHapus
  10. Demokrasi memang mahal. Daripada bingung lanjutkan saja menurut saya. Banyak kemajuan yg sudah terjadi. Apa salahnya kita berikan kesempatan melanjutkan. Toh ini adalah masa terakhir SBY menjabat presiden (kalau menang, amin)

    BalasHapus
  11. dari tulisan anda aq bisa pastikan bahwa anda salah satu penggemar SBY......
    so aq juga pengagum setiannya beliau........
    kagak tahu mengapa aku suka skali ma beliau........
    sumpah demi allah aq sangat menyukai kepemimpinan beliau yang sopan, ramah dan kagak banyak omong

    salam yah dari aku

    BalasHapus
  12. kemarin aku sempat menjadi pemantau pemilu dari lembaga survei CIRUS.....
    and di tempat aku memantau PD masih yang tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya dan hasil wawancara yang aku ambil secara acak untuk menanyakan siapa presiden yang bakalan di pilih kembali ternyata mereka rata2 masih menginginkan SBY kembali dengan alasan mereka takut kagak ada lagi BLT jika beliau kagak terpilih kembali so BLT walau banyak yang menyoroti tapi sangat membantu mereka....

    BalasHapus
  13. Teringat beberapa tahun yang lalu ada Program Pembangunan Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang. Itu adalah sebuah perencanaan yang matang tentang sebuah perubahan. Seandainya kita hanya menggunakan Program Jangka Pendek, Lalu apa yang akan terjadi dengan Jangka Panjangnya?? Artinya kalau kita hanya melaksanakan Program 5 tahunan, apa yang akan terjadi dengan 25 tahun yang akan datang??
    Mari kita "LANJUTKAN" perjuangan yang sudah berjalan setahap ini, untuk menuju sebuah perubahan.....

    BalasHapus
  14. Artikel yang lengkap mas, saya seperti sedang membaca sebuah koran.

    Sejujurnya saya bukanlah salah satu pendukung partai demokrat, tapi saya harus mengakui bahwa kinerja presiden kita bersama tim kabinet indonesia bersatu sangatlah luar biasa dalam 4 tahun ini. Tidak bisa disebutkan satu persatu prestasi tersebut, yang jelas salah satunya adalah artikl diatas.
    Dan saya kecewa melihat tokoh" yang notabene saya idolakan justru menganggap kinerja presiden SBY belumlah sempurna.

    Untuk pemilu sekarang menjadi sebuah keputusan yang berat, karena satu hal yang pasti terbaik adalah LANJUTKAN!.

    merah tetap dihatiku, dan biru akan menjadi pilihanku.

    Untuk Indonesia Tercinta!

    BalasHapus
  15. Menurut saya sebaiknya dilanjutkan, bukan berarti saya memihak salah satu partai. Saya sangat kagum dengan karakter dan sepak terjang SBY.
    Beri satu kesempatan lagi untuk terus melanjutkan perbaikan Bangsa Indonesia.

    Tapi ini Negara Demokrasi siapa saja boleh menjadi pemimpin tetapi sesuai dengan persyaratan dan prosedur yg telah ditetapkan.

    Terima kasih Mas Umar atas infonya.

    BalasHapus
  16. waktu 5 tahun untuk menata sebuah negara besar semacam indonesia memang terlalu singkat. hal ini juga berlaku pada pemerintahan sby. terlepas dari beberapa kekurangan yang ada, memberikan waktu tambahan untuk pemerintahan yang sekarang adalah suatu pilihan yang tepat.

    ulasannya mantap mas. salam kenal

    BalasHapus
  17. @ Fadly Muin
    Budaya pengkultusan dan fanatisme di Indonesia memang masih melekat erat mas.
    Pada dasarnya hal tersebut bisa bermanfaat jika jalur dan arahnya baik. Namun, namun juga bisa berdampak buruk pada sisi yang lain.
    Dalam sistem demokrasi, dua hal tersebut sepertinya kurang pas, karena menjadikan seseorang menjadi tidak objektif lagi.
    Semoga, berawal dari pemilu kali ini, masyarakat Indonesia bisa semakin cerdas dalam memilih pemimpinnya.

    @ Obrolan Lepas
    Yang penting anda berkenan membaca tulisan di blog ini saya sudah senang kok. Terimakasih kunjungannya.

    @ Imam Meqel
    Maaf Mas Imam, sebenarnya bukan masalah senang atau tidak senang latar belakang saya menerbitkan tulisan ini. Saya sendiri juga bukan simpatisan partai demokrat. Hanya saja, mari kita objektif dalam menyikapi sebuah keadaan sambil Belajar untuk menjadi bangsa dewasa dan cerdas.

    @ Ariaf Maulana
    Semoga harapan Mas Arief terkabul. amin

    @ www.katobengke.com
    Dari ekspresi komentar anda sepertinya anda justru malah senang luar biasa.
    Saya hanya bisa berpesan sebagaimana yang dituntunkan oleh rasulullah SAW: Cintailah orang yang kamu cintai skedarnya saja.
    Jangan sampai kecintaan anda kepada figur tertentu menjadikan anda mengkultuskannya.

    @ Perjalanan Matahari
    Saya sepakat dengan apa yang dilontarkan responden anda. Masyarakat sekarang lebih menginginkan kebijakan yang riil dan bisa dirasakan secara langsung daripada sekedar gembar-gembor berhasil ini berhasil itu, tapi bertolak belakang dengan realita yang ada. Masyarakat tetap menderita, harga sembako mahal, pendidikan mahal, berobat mahal, dll

    @ Madhysta
    Saya sepakat dengan logika berpikir anda Mas Madi. Saya rasa lima tahun ini pemerintah baru menata pondasi agar kokoh dulu. Bila ditambah lima tahun lagi, saat itulah pembangunan bangsa ini dimulai.
    Saya lebih cenderung bersikap objektif kepada pemerintahan siapapun. kalau memang dia baik, jangan berat untuk memujinya, namun bila kurang baik, jangan sungkan dan takut pula mengingatkannya.

    @ Ricky
    Saya juga sependapat dengan anda Mas Ricky. Pengakuan terhadap keberhasilan kepemimpinan pihak lain adalah sikap dan jiwa seorang demokrat. Saya suka dengan logika berpikir anda, dan sepertinya kita sama dalam hal ini.

    @ Iwan Epianto
    Ya Mas Iwan, siapapun boleh memimpin bangsa dan negara ini. Asalkan ia mengayomi rakyatnya, bukan sebaliknya.
    Semoga rakyat semakin cerdas dalam menentukan pilihannya dalam pilpres mendatang.

    @ Ahmadinda
    Sebenarnya bukan waktu yang singkat mas jika saat dilatik negara dalam kondisi yang stabil dan fight. Namun, pada konteks RI khususnya pemerintahan SBY, saat itu sistem dan pondasi bangsa ini masih rapuh, sehingga membutuhkan waktu agak lama untuk mereparasi itu dulu. Setelah sekarang sudah ada setitik pencerahan, mudah-mudahan pemerintahan berikutnya semakin matap melangkah membangun bangsa dan negara ini

    Salam Istimewa!

    BalasHapus
  18. Bagaimdalamanapun juga kemenangan Partai Demokrat adalah kemenangan SBY, sebab dari segi kaderisasi dan kualitas kadernya di daerah masih belum teruji. Ketokohan SBY dan kemampuan SBY mengelola pemerintahan serta beberapa keberhasilannyalah yang menyebabkan Demokrat melejit.
    Saya yakin kalau tidak ada peristiwa politik yang dahsyat, SBY kemungkinan besar akan terpilih lagi dalam pilpres yang akan datang. Sebab sampai saat ini masih belum ada tokoh yang lain yang mampu mengalahkan popularitas dan ketokohan SBY.
    Apalagi selama ini pemerintahan SBY getol menggencarkan program-program populis yang pro rakyat.
    Selamat untuk Demokrat dan terutama Pak SBY.

    BalasHapus
  19. ini adalah hasil kerja keras politik pencitraan yang selama ini dijalankan. seperti kata pepatah, siapa menabur, dia akan menuai.
    Salam Action!

    BalasHapus
  20. Pemilu 2009 sangat menarik karena kebetulan saya adalah salah satu saksi partai yang terbilang kecil. TPS tempat saya menjadi saksi hanya dihadiri oleh 64% dari 243 DPT yang terdaftar. Sayang ya padahal banyak orang2 yang tidak terdaftar DPT sangat ingin sekali men-contreng.
    Sebuah pembelajaran politik buat saya...

    Sedikit perenungan,
    Pemilu 1955 pada saat kabinet dipimpin oleh Mr.Burhanudin Harahap dilakukan dengan multi partai yang saling berhadapan baik ideologi, agama nasionalis dan komunis. Sukses lho, semua bisa memilih dan tercipta lagu pemilu....
    terbentuk konstituante, parlemen berjalan mulus karena indonesia harus jaya. namun pada saat keinginan belum menyatu antar elemen bangsa,
    Kemudian terjadi kekerasan politik dengan adanya dekrit presiden.1957-1965 praktis dunia politik indonesia menjadi buram.

    Muncullah orde baru sebagai sebuah koreksi dengan menawarkan pemilu, orba membuat partai dan menyetop partai sebuah kekerasan politik yang tersistem bahkan diluar sistem.

    Koreksi politik muncul dengan adanya reformasi 1997 itupun masih nampak kekerasan politik yang dilakukan oleh partai pemenang pemilu pada saat itu, saling pukul dan pngembangan politik yang yang tidak tersistem.

    Pemilu 2004, Kebebasan yang terjadi, sebuah fenomena namun muncul kekerasan gaya baru, kekerasan yang dingin, money politik.

    Pemilu 2009, adalah puncaknya money politik.

    Kekerasan politik dingin adalah sebuah penghancuran mental rakyat indonesia. Dan teman2 sesama saksi pun mengakui kalau partai mereka melakukan hal tersebut. Perfect...1
    Mau dibawa kemana bangsa ini..?

    Kalau suharto melakukan subsidi untuk masyarakat, SBY melakukan BLT meski banyak nilai positifnya,

    Saya berharap presiden yang baru lebih arif dalam melakukan langkah2nya!

    Ajarkan bangsa ini untuk berani MANDIRI, bangsa kita KAYA, TAMPILKAN itu!!!

    i love indonesia.

    BalasHapus
  21. Sukses buat Partai Demokrat...
    Sukses untuk semua partai...
    Sukses buat bangsa Indonesia...

    BalasHapus
  22. Partai demokrat sekarang sudah menurun popularitasnya, ane malah anti politik politikan, mending jadi golput. :D

    BalasHapus
  23. @ Sugiana
    Sayang sekali, saat ini sudah terlihat pengkaderan di tubuh Partai Demokrat telah gagal. Banyak kader partai yang melenceng dari garis perjuangan partai.

    @Agus Siswoyo
    Ya, mas. pepatah yang tepat sekali.

    @ oneidesakhi
    Anda sangat intens sekali sepertinya mengamati sejarah perkembangan perpolitikan di Indonesia. Memang akan selalu ada yang ditawarkan dalam setiap periode pemilu. Apapun itu, yang penting adalah semua demi perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Dan semua itu butuh proses.

    @ Amanda
    Anda sepertinya sudah apriori dengan perpolitikan di Indonesia. Dalam sistem demokrasi, keputusan Anda tetap diberi ruang.

    BalasHapus