Kamis, 30 Juli 2009

Siswa Membolos, Orang Tua dan Wali Kelas Harus Kompak

Saya ingin mengawali tulisan ini dengan pesan pendek, ”Sesibuk apapun Anda, tetap berikan perhatian khusus kepada anak anda”.

Memberikan perhatian khusus kepada anak sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Namun banyak orang tua yang abai tentang hal yang satu ini. Kesibukan kerja dan urusan lain menjadi alasan paling banyak dilontarkan orang tua. Ingat, perhatian yang saya maksud bukan sekedar anda memberi uang jajan setiap pagi kepada anak anda dan menyaksikannya berangkat sekolah. Melainkan tetap memonitor segala aktifitas anak anda setiap saat. Baik di rumah maupun di luar rumah. Itupun tidak perlu terlalu ketat. Cukup dengan mengecek by phone sesaat untuk mengetahui keberadaanya saja sudah cukup.

Hal ini sengaja saya sampaikan mengingat ada sesuatu yang agaknya kurang diperhatikan orang tua terkait dengan aktifitas anaknya di luar rumah. Khususnya pada jam-jam sekolah berlangsung. Begini, ada kasus ketika suatu hari saya melayangkan surat pemanggilan kepada orang tua siswa. Alasan surat pemanggilan tersebut karena sudah tiga hari berturut-turut anak dari orang tua tersebut tidak muncul di sekolah. Sebagai wali kelas, aturan sekolah memberi saya hak untuk itu sebelum akhirnya dilimpahkan ke BK (Bimbingan Konseling).

Pada hari yang sudah saya tentukan dalam surat pemanggilan tersebut, orang tua siswa itupun datang ke sekolah menemui saya. Sebagaimana lazimnya orang tua yang mendapat surat pemanggilan dari sekolah, perasaan gundah dan bertanya-tanya dalam hati tak bisa disembunyikan dari raut wajahnya. Saya pun memberitahukan kepada beliau bahwa sudah tiga hari ini anaknya tidak datang ke sekolah. Betapa terkejutnya beliau, seolah tidak percaya dengan apa yang saya sampaikan. Saya pun menunjukkan bukti buku daftar hadir kelas yang memang menunjukkan huruf ”A” sebanyak tiga hari berturut-turut pertanda bahwa siswa tersebut tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Dan apa kata beliau? Beliau mengatakan dengan keyakinan penuh kalau anaknya setiap pagi berangkat ke sekolah. Berseragam rapi dan selalu meminta uang jajan. Makanya beliau sangat terkejut manakala mendengar laporan saya bahwa anaknya sudah tiga hari tidak masuk sekolah.

Setelah saya selidiki lebih lanjut, ternyata anak tersebut memang setiap pagi berangkat ke sekolah. Namun di tengah jalan ia berbelok arah. Tahukah anda ke mana kira-kira arah tujuan selanjutnya? Tidak lain adalah tempat rental playstation. Ya, tempat itu ternyata masih menjadi tempat favorit bagi anak-anak yang membolos sekolah. Dan biasanya mereka sudah membuat kesepakatan sebelumnya dengan teman-temannya untuk bertemu di tempat tersebut dan bersama-sama membolos sekolah. Kesepakatan antarmereka terkadang bisa terjadi tidak hanya dengan teman satu sekolah, tetapi juga bisa lintas sekolah.

Akhirnya, saya dengan orang tua tersebut membuat satu kesepakatan untuk bersama-sama memberikan informasi dan perhatian khusus terhadap anak tersebut. Kita saling bertukar nomor kontak untuk memberi tahu secepatnya bila di kemudian hari anak tersebut tidak hadir di sekolah lagi. Sehingga dapat diatasi sedini mungkin. Dan saya mendapatkan informasi terpercaya langsung dari orang tua siswa, apakah anaknya memang betul-betul sudah berangkat ke sekolah atau tidak.

Demikianlah sekelumit kisah yang sengaja saya bagikan kepada anda pada kesempatan kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Namun sebelum saya akhiri tulisan ini, saya ingin membuat beberapa kesimpulan/pesan sebagai berikut:
  1. Orang yang paling tahu dan paling bertanggung jawab di sekolah terkait anak anda di sekolah adalah Wali Kelas. Untuk itu, berhubunganlah lebih dekat dengan Wali Kelas anak anda.
  2. Mengetahui bahwa setiap hari anak anda berangkat sekolah saja ternyata tidak cukup. Karena bisa saja di tengah jalan ia berbelok arah dan akhirnya tidak sampai ke sekolah. Waspadalah!
  3. Orang tua dan Wali Kelas hendaknya bersikap terbuka dan kompak untuk bersama-sama mendidik anak.
  4. Wali Kelas harus secepatnya mengorfirmasi orang tua bila kedapatan ada siswanya yang tidak hadir di sekolah tanpa keterangan.
  5. PR untuk pihak sekolah khususnya Wali Kelas. Yaitu harus melakukan pendekatan khusus kepada anak yang bermasalah untuk mengetahui alasan ia melakukan tindakannya. Ingat, yang dibutuhkan adalah jawaban jujur dari sang anak (siswa). Karena saya yakin ada alasan yang sangat kuat kenapa anak sampai membolos sekolah. Dan masing-masing anak bisa saja memiliki alasan yang berbeda.

Salam Istimewa!









15 komentar:

  1. Mas Umar mengingatkan saya, saya dulu juga suka PS he..he.. sampe beli untuk main di rumah.. tapi (syukurlah?) hilang dibobol maling padahal mau tak jual .. Tapi memang betul bahwa PS bisa membuat lupa apalagi kalau nggak bisa mengatur waktu.. ya jadinya ya itu mbolos..

    BalasHapus
  2. Selain berhubungan dengan Wali Kelas, tidak ada salahnya kita juga bertanya kepada guru BK, apakah anak tersebut pernah terlibat masalah...?

    Karena selain wali kelas, guru BK juga merupakan unsur yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin memantau anak kita?


    wiwityudiantara@gmail.com

    BalasHapus
  3. sebenarnya menjadi guru adalah tanggung jawab berat...
    ------------
    karena waktu murid yang paling banyak dalam sehari adalah di sekolah...
    dan sebenarnya orang tua menyekolahkan anaknya adalah secara tidak langsung sudah memberikan tanggungjawabnya orang tua untuk mendidik anaknya kepada guru...
    ------------
    dalam perkembangan anak baik (kognitif, afektif dan psikomotorik) maka guru dan orang tua harus bekerja sama... (saya sangat setuju banget)
    mudah2an aja ada jodohnya....
    ------------
    maka sangat mulialah seorang guru dimata sang pencipta
    ------------

    BalasHapus
  4. Ada kalimat yang membuat saya jadi terharu mas, "Akhirnya, saya dengan orang tua tersebut membuat satu kesepakatan untuk bersama-sama memberikan informasi dan perhatian khusus terhadap anak tersebut."

    Sungguh kerja sama yang baik anntara orang tua murid dengan guru. Semoga itu tidak hanya diterapkan oleh Mas Umar, namun juga oleh guru-guru yang lainnya di Indonesia.

    BalasHapus
  5. teringat masa sekolah, suka membolos..hehehe...kerjasama antara orang tua murid dengan guru harus di lakukan, jgn sampai orang tua murid menyerahkan begitu saja anaknya kepada pihak sekolah tanpa memperdulikannya lagi...

    BalasHapus
  6. yap... saya juga support ....di sekolah siswa hanya 1/4 hari... lainnya dilingkungan so harus terpadu ...

    BalasHapus
  7. @ Zams
    Ada hikmahnya juga ya mas. Btw, bersyukur atau bersedih kalau gitu, hehehe...

    @ Wiwit Yudiantara
    Memang selain Wali Kelas ada BK yang biasanya memiliki data file riwayat perilaku siswa di sekolah. Terimakasih masukannya Mas Wiwit.

    @ Dadang Firdaos
    Untuk itulah tulisan ini saya turunkan, agar kita selaku orang tua lebih sadar arti proses pendidikan anak. Terimakasih apresiasinya Mas Dadang.

    @ Sumartono
    Ya Mas Sum, semoga saja begitu. Tapi tenang saja Mas. Ide ini sudah saya angkat ketika rapat sekolah. Dan diterima dengan baik oleh Kepala Sekolah, untuk dijadikan role model bagi wali kelas yang lain.

    @ Yanuar
    Hallo, apa kabar mantan pembolos..? hehehe...
    Saya sebenarnya pengen cerita lebih banyak dari Mas Yanuar tentang membolos sewaktu sekolah dulu.

    @ Fidi
    Terimakasih supportnya Mas Fidi.

    Salam Istimewa!

    BalasHapus
  8. Jadi ingat dulu suka bolos waktu sekolah mas, kalo dipikir-pikir sekarang memang benar mas...pengawasan orang tua dan guru memang harus kompak ya, soalnya begitu siswa keluar rumah untuk berangkat sekolah orang tua hanya bisa memantau melalui laporan guru saja kan...Nah kalo pengawasan dari guru kurang maka masalah besar bisa terjadi..
    Nice info mas,

    salam sukses

    BalasHapus
  9. Ya, benar, kita memang harus tetap memberi perhatian pada anak. Kalau memang gila kerja, cari istri yang tidak kerja.(He .. he..) Jadi tetap ada yang terus bersama anak.

    BalasHapus
  10. @Ricky:
    Hehehe...ketahuan deh kalau suka bolos. Hayooo...ngapain aja pas bolos tuh?

    @ M. Rahmad
    Kerja di rumah (bisnis online) juga bisa dipertimbangkan Mas. Tidak mengurangi perhatian kepada anggota keluarga terutama anak.

    BalasHapus
  11. perhatian orang tua memang dibutuhkan tidak hanya d rumah,di sekolahpun perlu..

    BalasHapus
  12. benar sekali.. kadang memang perlu memantau anak kompak dengan guru..

    BalasHapus
  13. mungkin perlu peran guru BK juga,untuk mengetahui sebab murid merasa lebih nyaman d luar daripada belajar.

    BalasHapus
  14. setuju sekali @rektor marketing..
    mungkin ada masalah dengan murid namun tidak tahu kemana perlu mencari solusi

    BalasHapus