Sabtu, 25 Juli 2009

Salahkah Jika Terlalu Dekat Dengan Murid

TERLALU” kata itu bisa bermakna positif dan bisa bermakna negatif. Tergantung dari sudut mana kita menafsirkannya. Terlalu banyak makan, terlalu banyak tidur, terlalu banyak tertawa, terlalu banyak berkhayal, terlalu banyak istri, terlalu banyak anak, tentu semuanya memiliki konotasi yang negatif. Sekarang coba bandingkan dengan terlalu banyak duit, terlalu banyak teman, terlalu banyak rumah, terlalu banyak sedekah, terlalu tampan, terlalu rapi, terlalu bersahabat, untuk yang ini anda pasti langsung bisa memberikan konotasi yang positif.

Permasalahannya sekarang adalah bagaimana kalau terlalu dekat dengan murid. Dalam arti tidak ada kesenjangan yang begitu kentara antara si guru dan si murid dalam hubungannya. Okelah, dalam porsi status bisa saja sangat berbeda, satunya punya status guru dan satunya lagi statusnya murid. Namun mereka tidak menjadikan status itu sebagai pembatas sehingga mengahalangi keduanya untuk intens berkomunikasi maupun bergaul.

Pada kasus seperti ini tidak jarang akhirnya terjadi silang pendapat. Ada yang merasa itu sah-sah saja asalkan masing-masing tahu batasannya. Namun tidak sedikit pula yang melarang dengan alasan bisa merusak citra guru dan tidak mendidik. Ketika seorang guru sudah terlanjur dekat dengan muridnya, bisa saja siswa tidak lagi punya rasa hormat dengan gurunya. Bertemu dan menyapa gurunya di lingkungan sekolah layaknya teman saja. Atau terlalu dekatnya guru dengan murid akhirnya timbul jalinan asmara antara guru dengan murid yang bisa saja dianggap aib oleh sekolah. Bisa pula kedekatan tersebut dimanfaatkan guru untuk minta kepada siswanya dibawakan ini itu (misalnya makanan) dari rumah. Pada sisi yang lain, kedekatan siswa dengan guru juga bisa pula dimaksudkan pada hal-hal yang positif. Misalnya agar siswa lebih enjoy mengikuti pelajaran yang diberikan. Agar siswa tidak malu/takut bertanya kepada gurunya jika ada materi yang sulit dimengerti. Agar siswa merasa diperhatikan dan ditampung segala keluh kesahnya selama di sekolah maupun di rumah. Agar guru dapat mengetahui dan uptodate dengan perkembangan pergaulan remaja saat ini. Dan lain sebagainya.

Dan ini Tentang Saya ...

Sejak saya dinobatkan sebagai guru dan mulai bergaul dengan siswa secara tidak sadar saya menjadi begitu dekat dengan siswa. Ada perasaan bangga dan senang saat saya bisa masuk dalam dunia mereka. Mengetahui topik-topik apa yang mereka bicarakan. Mengetahui apa aktifitas mereka sepulang sekolah. Bisa menghadiri undangan ulangtahun yang mereka rayakan bersama teman-temannya. Bernyanyi dan bercanda bersama. Rujakan dan bakar ikan bareng-bareng. Bahkan tidak jarang kita bisa rame-rame nonton film yang lagi in di bioskop.

Dalam hubungan semacam itu tidak terlintas sedikitpun di benak saya untuk memilih dan membeda-bedakan mereka. Anak yang mungkin oleh guru lain dianggap nakal dan bodoh, di mata saya mereka sangat istimewa. Dan anehnya, setelah saya mendekati anak-anak yang di sekolah dicap nakal/bebal tersebut, mereka ternyata sangat menyenangkan, hangat, dan hormat. Itulah yang terkadang membuat saya semakin penasaran dan ingin masuk lebih dalam dan lebih dekat pada dunia mereka.

Maklumlah, sebagai guru muda yang secara usia tidak terpaut jauh dan secara status juga masih single bagi saya bukan masalah sulit untuk meluangkan waktu bersama mereka. Namun demikian, secara pribadi saya tetap punya batas (privasi) yang tidak boleh dilanggar. Dan sebagi guru, saya juga komit untuk bersikap profesional selama kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tidak ada perlakuan istimewa apapun untuk ”sahabat-sahabat kecilku” itu. Saya bertugas mengajar dan mereka belajar. Saya sebagai Guru dan mereka Murid. Dan alhamdulillah...selama ini tidak ada masalah terkait hal itu. Justru saya semakin semangat mengajar (karena ingin selalu bersama mereka) dan merekapun terlihat antusias mengikuti pelajaran saya.

Namun, hari-hari ini hati saya menjadi gundah lantaran tersiar kabar di televisi. Ada demo anak-anak sekolah di salah satu SMA dan SMK. Mereka tidak terima guru-gurunya dimutasi ke sekolah lain. Berdasarkan informasi, pemutasian tersebut dilakukan atas alasan karena guru-guru tersebut terlalu dekat dengan muridnya.

Bagaimana menurut anda kawan?


Salam Istimewa!









32 komentar:

  1. Merinding jadinya...
    nah kan bingung kho bisa begini saya...

    orang menilai diri kita dari perbuatan kita sendiri... setiap orang mempunyai perasaan... yang penting harus bisa menjaga perasaan orang lain...
    ----------
    mungkin ada beberapa orang tidak suka secara personal...
    padahal orang yang hebat adalah orang yang bisa menerima kekurangan orang lain...

    BalasHapus
  2. Saya sepakat dengan cerita mas umar,bahwa tidak ada masalah kedekatan antara murid dan guru selama mereka tahu peran dan batasannya masing-masing.

    Bukankah status guru-murid hanya berlaku disekolah saja, setelah diluar sekolah kan bisa berlaku sebagai teman, orang tua, dsb. Yang penting jadilah diri sendiri tho..
    Nice post mas

    Ricky
    Businessman

    BalasHapus
  3. Kalo pendapat saya pribadi, pendekatan mas Puja sangat tepat..

    Jauh lebih efektif belajar dari guru sebagai seorang "teman", daripada guru sebagai seorang "junjungan tinggi yang patut ditakuti"

    Menurut saya, sistem mendidik dengan serba keras, otoriter, 'guru selalu benar', maki2an, main tangan adalah sistem usang yang tidak relevan lagi di zaman sekarang. Mendidik manusia tidak sama dengan mendidik gajah sirkus. Manusia butuh persuasi, bukan untuk ditaklukkan.

    Bila saya masih sekolah, guru seperti pak Puja inilah yang saya cari, dan saya yakin akan meningkatkan prestasi saya. :)

    BalasHapus
  4. @ Dadang Firdaos
    Maaf Mas Dadang kalau artikel ini sudah turut menebarkan virus kebingungan bagi Mas Dadang.
    Tapi apa yang Mas Dadang sampaikan di atas memang benar adanya. Setidaknya, melalui tulisan ini kita bisa lebih mawas diri dan sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

    @ Ricky
    Terimakasih supportnya Mas Ricky. Saya memang begitu menikmati anugerah peran ini Mas. Namun begitu saya tetap bersikap profesional selama bertugas. Itulah yang hingga membuat posisi saya merasa nyaman.

    @ Wellsen
    Ya Mas Wellsen. Apa yang Mas Wellsen ungkapkan di atas memang benar semua. Dan untuk itulah seorang guru seharusnya pandai mengambil hati siswanya. Bukan untuk tujuan yang negatif namun semata-mata dalam upaya lebih membangkitkan gairah belajar siswa.
    Terimakasih supportnya Mas Wellsen.

    BalasHapus
  5. @guruku, merinding dan membuat saya bingung maksudnya... apa yang dialami pa umar hampir sama percis dengan apa yang dialami saya...

    mas umar mampir ya ke www.kamesaku.com

    BalasHapus
  6. Seharusnya memang dekat dengan murid, karena mereka juga kan manusia he..he.. tapi sebagai guru memang ada batasan seperti yang dikatakan Mas Umar.. supaya apa yang kita ajarkan bisa di dengar dan patuhi.. maksudnya tidak meremehkan, istilah jawanya jangan sampai lenjeh.. ehee.he..

    BalasHapus
  7. Tergantung kasusnya, kalau sebatas masalah pendidikan gak masalah, it's oke. Tapi yang jadi masalah kalau kedekatan guru dengan murid karena ada maunya. Sewaktu saya SMA dulu, ada seorang guru deketin murid cewek karena naksir he..he..

    BalasHapus
  8. @Dadang Firdaos
    Oke2 i understand. Segera meluncur ke tujuan..

    @ Zams
    Hehehe...jelas dong Mas. Lenjeh? hahaha...amit2 Mas.

    @ Sumartono
    Hehehe...yang itu tergantung pribadi gurunya masing-masing Mas. Terkadang kejahatan itu kan tidak karena ada niat, tapi karena ada kesempatan (mengutip Bang NAPI).

    BalasHapus
  9. Guru bisa menjadi sahabat , abang, bahkan orang tua, tidak ada salahnya guru dekat dan akrab dengan siswa, namun dalam batas-batas yang hasus disesuaikan....wibawa sebagai guru tidak akan hilang bila guru dengan siswa menegerti arti kedekatan

    BalasHapus
  10. Kedekatan guru dengan siswa agar lebih mudah menyampaikan pesan yang dihadapinya

    BalasHapus
  11. Saya bkn guru tp konsultan guru(istri..he.he)
    Setiap menghadapi problem di sekolah pasti minta saran apa tdkan yg hrs dilakukan. Tadinya cm trial dr penglmn Industrial relation di kantor dan dicampur ilmu prinsip Toyota serta sedikit rms dr gugus kendali mutu & jishuken Toyota...eh ternyata 70%jd slusi mrid nakal dan guru lelet di sekolahnya

    BalasHapus
  12. Mas Umar, saya setuju dengan cara anda menjalankan metode pengajaran seperti itu. Masalahnya adalah jangan ada kesan dimata murid bahwa anda adalah seorang guru yang tidak ada istimewa nya. Anda harus tunjukkan bahwa anda itu beda banget sama murid anda, misalnya kelakuan, ketaatan beribadah. Ilmu pasti anda lebih unggul dari mereka tapi mampukah anda MENJADI TAULADAN?
    Terima kasih, artikel anda membawa suatu perubahan paradikma di zaman sekarang.
    Salam.

    http://miononeofornis.blogspot.com

    BalasHapus
  13. Betul sekali mas Puja, saya sendiri juga sangat deket dengan anak didik dan masing -masing anak punya keistimewaan sendiri-sendiri.
    Malah kalau diperhatikan, anak-anak yang dibilang anak "badung" itu sangat respek ke gurunya, berbeda dengan anak yang mendapat rangking cenderung kelihatan kurang "menghargai" gurunya.

    Singgah dong mas ke blog-guruku.com.
    Saya tunggu ya kunjungan baliknya.

    BalasHapus
  14. @ Ronaldo Rozalino
    Terimakasih Mas, support dan masukannya membuat saya tambah semangat mengajar anak-anak nih.

    @ Aris Pujiono
    Faktor releationship antar seluruh keluarga sekolah adalah salah satu hal yang dominan. Sekilas nampak luar semua baik-baik saja. Padahal sejatinya butuh ilmu dan etika khusus untuk terjadi hubungan yang harmonis.
    Saya salut dengan Mas Aris yang bisa mengintegrasikan kaidah-kaidah relationship yang baik di perusahan kepada istrinya selaku seorang guru.

    @ Miono Neofornis
    Terimakasih banyak masukannya Mas. Saya sadar akan hal itu. Dan untuk itulah saya punya batasan yang tidak akan sampai menjerumuskan saya pada stigma sebagaimana yang anda ungkapkan. Dan alhamdulillah, murid-murid saya juga mengerti.
    Tapi saya juga menyadari bahwa pergaulan yang sedemikian intim antara guru dengan murid bila guru tidak bisa mengendalikan maka bisa saja siswa akan 'ngelunjak' bahkan akhirnya bisa tidak menghargai guru itu sendiri.

    @ Eko
    Sebagai guru, Pak Eko jelas sangat mengerti dengan apa yang saya sampaikan dalam tulisan ini. Dan tambahan dari Bapak, membuat tulisan ini semakin lengkap. Saya juga merasakan hal yang sama Pak, untuk itulah saya justru sangat senang bergaul dengan anak-anak yang dibilang nakal tersebut.

    Salam Istimewa!

    BalasHapus
  15. kalau menurut saya sah-sah saja selama guru bisa memegang peranannya sebagai pengajar dan sebagai teman, persahabatan tidak ada salahnya dan tidak mengenal batas usia,dan yang penting sang guru harus bisa menjaga agar kedekatannya dengan murid tidak dimanfaatkan muridnya untuk mendapat nilai bagus tanpa belajar, disinilah peran guru sebagai seorang pribadi yang Bijaksana, seperti orang jawa bilang kalau Guru itu "Digugu lan ditiru ". Ok mas thanks untuk rasa cintanya terhadap anak-anak...

    BalasHapus
  16. Memang harus begitu pak.Guru selayaknya harus dekat dengan muridnya.Agar lebih mudah di arahkan.

    BalasHapus
  17. Terdapat perbedaan karakteristik siswa. Dalam keadaan yang heterogen begini siswa yang mudah (supel) bergaul akan mudah menerima 'n enjoy dalam pelajaran. Guru pun tentu akan mudah mengkondisikan suasasa pembelajaran.

    Namun bagi siswa yang tanda petik (khusus) diperlukan pendekatan emosial secara individu oleh guru. Nah... caranya macem-macem, yang menurut saya paling tepat seperti yang dilakukan oleh pak Umar.

    Kalau Pak Umar yang single dengan mudah mengatur jam sampai rujaan bareng (wah... jadi pingin). Usia yang tak jauh beda dengan siswa juga menjadi hal yg cukup mudah masuk berbaur dalam dunia siswa.

    Bagaimana dengan siswa SD/MI. Kebetulan saya mengajar di tingkat MI, pendekatan itu dapat dilakukan dengan bercakap santai saat istirahat, menunggu jemputan. Atau dengan menelepon ke rumahnya saat liburan... menanyakan kabar / saat ada PR,menanyakan adakah kesulitan.

    Hal yang ringan tersebut akan sangat membantu siswa untuk terbuka dan menjadikan enjoy dengan pembelajaran kita.

    Kalaupun toh ada demo tentang guru yang dimutasi, itu wajar. Namun sebenarya bisa diminimalisasi dengan komunikasi guru dengan murid.

    Semoga kita dapat menjadi guru teladan dan guru kebanggaan murid kita.

    Salam istimewa dari saya.

    BalasHapus
  18. nah artikel ini yang aku cari selama maca pencarian digoogle...maksig mas, aku juga sama seperti mas aku lum bisa membatasi mereka sebagai murid tok, namun aku menganggap merka sebagi murid, juga teman

    BalasHapus
  19. Sepertinya saat artikel ini dipost kan Mina adalah salah muris bapak,Jadi inget masa-masa SMA, dan bapak adalah salah satu guru favorit kami semua,, karna suasana yang ada..
    #pengalaman pertama nonton bareng dalam kelas :)

    BalasHapus
  20. Sy di posisi yg sama seperti mas Umar. Tp harus menghadapi fakta jd bahan guncingan rekan sejawat. Maklum, sy tahun lalu...guru baru, muda, single langsung akrab dg siswa-siswi.

    Ga sedikit mrk mengajak ngobrol di luar jam sekolah. Sambat sm saya, mngapa suasana sekolah ga menyenangkan, ttg keluarga dll...

    Kini, sy memasuki th ke dua. Semoga dpt berbuat lebih baik. Amin.

    Trims mas artikelnya. Sy mencari2 info sperti ini... :)

    BalasHapus
  21. sangat menyenangkan memiliki guru yang dekat dengan murid,serasa sekolah adalah rumah kedua..selalu sukeses ya pak guru

    percayakan jasa analisa pada kami,
    Jasa analisa data Malang
    Jasa analisa data Statistik Malang

    BalasHapus
  22. guru yang dekat dengan murid dapat menjalin hubungan yang lebih akrab.artikel yang inspiratif trimakasih

    kunjungi website kami rental mobil tepercaya
    Rental Mobil Lombok
    Rental Mobil Malang
    Rental Mobil Surabaya
    Rental Mobil Bali
    Rental Mobil Medan


    BalasHapus
  23. bermanfaat sekali,dan menambah wawasan tentang kedekatan dengan murid. terimakasih

    dapatkan pelayanan terbaik dari kami
    Dealer Honda Malang
    Dealer Toyota Malang
    Rental Mobil Lombok
    Suzuki Malang

    Dealer Suzuki Malang
    Dealer Suzuki Surabaya


    BalasHapus
  24. kedekatan dengan siswa,artikel yang sangat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah.luar biasa sekali

    dapatkan penawaran terbaik dari kami
    Jual Jeans Murah
    Jual Tiket Pesawat Murah
    Jual Sepatu Boots
    Jual Penghemat BBM
    Jual Truck Hino Surabaya
    Jual Sepatu Wanita

    BalasHapus
  25. artikel sangat memotifasi untuk keakraban dengan siswa,luar biasa trimakasih

    pastikan liburan tidak akan mengecewakan bersama agen wisata kami
    Agen Wisata Pulau Pari
    Agen Wisata Pulau Pramuka

    BalasHapus
  26. luar biasa sekali,salam sukses selalu

    BalasHapus
  27. Sangat tidak etis sekali memutasi guru - guru dengan alasan guru terlalu dekat dengan murid - muridnya.

    BalasHapus
  28. Toko tempat jual baju profesi anak murah baju kostum pilot untuk anak anakbaju profesi anak

    BalasHapus
  29. sebenernya ndak salah mas
    tapi biasanya sih ada juga guru yang mencari kesempatan jika dekat dengan murid perempuan,
    atau murid yang nglamak jika dekat dengan guru
    banyak problematikanya sih sebenernya

    BalasHapus