Senin, 27 April 2009

Larangan Merokok di Sekolah, Masih Pentingkah?


Beberapa hari yang lalu saya dihadapkan pada sebuah perdebatan yang panjang. Awalnya saya dicurhati pembina OSIS yang mengatakan ada salah satu siswa kelas XII yang memelas untuk diperbolehkan merokok di belakang sekolah sewaktu istirahat. Alasannya sebenarnya sangat sederhana, yaitu dia tidak bisa meninggalkan kebiasaan yang satu itu. Ia bisa menaati semua aturan sekolah namun untuk urusan rokok ini ia minta dispensasi, karena ia merasa stress dan tidak mood belajar kalau tidak merokok.

Hmmmm….puyeng juga sepertinya. Sebuah pilihan yang sangat dilematis bagi pembina OSIS. Saya lalu merenung, apa sebenarnya pentingnya pelarangan rokok bagi siswa? mengingat saya bukan perokok, saya pun mencoba melakukan survey pendapat kepada teman-teman perokok untuk kasus semacam ini, dan terjadilah perdebatan panjang seputar itu.

Saya adalah orang yang demokratis dan fleksibel. Artinya saya lebih cenderung melihat relevansi dan esensi sebuah aturan daripada sikap saklek dan otoriter. Namun, saya juga khawatir bila suatu saat nanti fleksibilitas yang saya berikan justru menjadi bumerang.

Pada posting kali ini saya hanya ingin komentar dari anda. Komentar anda akan menjadi pertimbangan tersendiri dalam kasus ini mengingat anda sebenarnya adalah para wali didik siswa saya. Jadi, berkomentarlah dalam posisi anda selaku wali didik atau orang tua murid. Jadilah orang tua yang bertanggungjawab terhadap anak-anak anda.

Ingat! Tidak semua orang bisa menyandang profesi guru, namun semua orang berpeluang besar menjadi guru/pendidik bagi anak-anaknya. Termasuk anda!

Salam Istimewa!









32 komentar:

  1. Sekolah itu salah satu cermin kepribadian bangsa. baik buruknya institusi pendidikan akan berdampak pada efek sosial dan realitas kehidupan suatu bangsa.

    ada beberapa alasan logis untuk tetap melarang merokok di sekolah, dilihat dari beberapa aspek berikut ini:

    1. Aspek Kesehatan
    2. Aspek Keuangan
    3. Aspek Etika
    4. Aspek sosial
    5 Aspek Agama

    semua aspek ini mengarah pada perusakan. jadi tidak ada alasan logis untuk membiarkan kebiasaan merokok bagi siswa, apalagi itu dilakukan di kingkungan sekolah.

    NB: Merokok ini masih jadi issu nasional bahkan global. jadi tantangannya mash sangat berat.

    BalasHapus
  2. Larangan merokok itu sebetulnya....seperti dijelaskan Fadly di atas.

    Kalau saya sih, cuman menekakan dua aspek: kesehatan dan sosial.

    Kesehatan itu sangat berharga. kalau sakit sekali saja (masuk RS) hasil kerja kita tidak ada artinya lagi karena harus bayar RS. apalagi kalau anak sekolah, kan orang tua yang bekerja

    Dari segi sosial, perokok itu sama sekali tidak menghargai orang lain. coba lihat di bis, di halte, di tempat2 umum. Kalau pelajar yang melakukan itu...wah ke mana mas depan bangsa ini?

    BalasHapus
  3. Kalau rokok memang sudah jadi peraturan sekolah itu artinya harus ditaati dan walaupun kadang memang gak masuk logika, Setiap tempat ada aturan masing2. PEraturan tidak harus menyenangkan semua pihak..itu artinya bagi yang melanggar harus dihukum mas. Sebagai wali murid saya mendukung anak sekolah di lingkungan sekolah dilarang merokok...Alasannya idem sama yang di atas..wk..wk..

    BalasHapus
  4. Saya setuju dengan pendapat rekan-rekan di atas. Bila satu dibolehkan, bisa jadi yang lain akan ikut-ikutan.
    Salam ACTION!

    BalasHapus
  5. Sebelum masuk skolah kan udah ada peraturan yang harus diketahui calon siswa dan walinya...

    BalasHapus
  6. kebetulan saya hidup di sebuah lembaga pendidikan (berasrama) yang didalamnya diharamkan merokok. apabila ada siswa saya yang merokok biasanya saya paksa dulu untuk tidak merokok selama 1 sampai 2 minggu. selama rentang waktu tersebut saya ajak dia untuk melakukan hal-hal yang positif; olah raga, ngaji, menulis, masuk perpus, dsb. pada akhirnya dia merasakan sendiri manfaat tidak merokok untuk dirinya sendiri; olah raga tidak cepet capek, ketika berfikir (menulis & masuk perpus) ternyata lebih maksimal tanpa dengan merokok, uang jajan utuh, dsb.

    BalasHapus
  7. Andai posisi saya sebagai wali murid, tentunya saya akan kasih contoh dulu dengan tidak merokok di rumah terutama di depan anak-anak. Untunglah saya bukan perokok, sehingga saya bukan jarkoni (bisa ngajar ora bisa nglakoni).

    Dan saya berharap semoga dua orang anakku yang masih TK, kelak juga bukan perokok, amin, amin ya robbal alamin.

    BalasHapus
  8. Klo saya mah pecat aja tuh siswa. Biar gimana pun aturan udah dilanggar. Dan itu bisa memicu reaksi berantai pada siswa yang lain...

    (main kejam MODE : ON) hahaha...

    BalasHapus
  9. opini mantan perokok (alhamdulillah sudah hampir 4 tahun tidak merokok, tapi awal merokok dari kelas 2 smp).
    ----------
    solusi kongkrit (internal dan eksternal diri)
    ----------
    intinya harus ada kesadaran dalam diri
    (poin penting, karena tanpa kesadaran sendiri, tidak ada yang tak mungkin).
    ----------
    lingkungan yang mendukung
    (adanya peraturan yang tertulis dan jika lingkungannya bersih tanpa asap rokok pastinya diri kita akan mengikutinya)
    ----------
    ketatkan diri sesuai dengan peraturan yang ada
    karena semua butuh proses dan harus sesuai dengan tempatnyabagi perokok suruh baca juga peringatan yang ada di kemasan rokoknya
    ----------
    belajar secara bertahap untuk mengistirahatkan diri agar tidak merokok
    selama sehari full, selama seminggu full dan seterusnya
    ----------
    sebagus-bagusnya fatwa yang dibuat oleh manusia
    tidak bisa menandingi hukum ALLAH.
    ----------
    ingat !!!
    merokok
    merugikan diri dan orang lain
    ----------
    jadi harus ada peraturan merokok bagi siswa dan guru

    BalasHapus
  10. Apapun alasan si anak tadi hendaknya sekolah harus bertindak keras,beritahu orang tuanya,kalau perlu bila masih bandel keluarkan saja dari sekolah,kita juga harus ingat jangan satu sekolah rusak hanya gara-gara satu anak,yang susah di ajar,dan guru bila perlu beri pelajaran keras,nggak masalah kok,kan maksud kita baik,demi masa depan anak itu sendiri,kalau memang sudah kelewatan guru boleh saja memberi pelajaran keras,salam

    BalasHapus
  11. Aturan dilarang merokok disekolah harus dan wajib ditaati oleh siswa, guru juga harus taat tidak merokok dan mengantongi rokok disaku baju yang bisa dilihat siswa.

    Saya sendiri merokok tapi tidak dirumah dan ditempat kerja, saat ini sedang berusaha untuk mengurangi dan tidak merokok dan sekarang ini perokok sudah seperti paria ada larangan dimana-mana kecuali di kuburan.

    Disiplin hanya bisa ditegakkan dari kebiasaan dan dipaksakan, salam kenal dan semoga sukses dan sehat selalu.

    BalasHapus
  12. peraturan merokok di sekolah seringkali hanya menjadi wacana saja, tanpa adanya tindak lanjut dari pemerintah.

    salam sukses!

    BalasHapus
  13. tentu jangan diperbolehkan,tanpa mendengar alasan apapun dari yang terkait.jika satu diperbolehkan,dengan alasan ini itu tentu yang lainpun ingin diperbolehkan merokok di sekolah.ngambil yang gampang saja,merokok adalah sama saja menginvestasikan penyakit,jika hari ini ngga kelihatan pasti besok akan mengeluh sakit disebabkan oleh rokok.

    BalasHapus
  14. Sebenarnya tidak perlu menjadi dilema.Sekali dilarang ya dilarang.Dan saya yakin semua menyadari bahayanya merokok.Manut mas arif (mode kejam:on)hihi.... it must.

    BalasHapus
  15. Ijin berkomentar mas :)

    Saya suka kalimat penutup artikel ini mas "Tidak semua orang bisa menyandang profesi guru, namun semua orang berpeluang besar menjadi guru/pendidik bagi anak-anaknya. Termasuk anda!".

    Ada istilah bahasa jawa yang menggambarkan arti seorang guru yaitu di "GUGU" dan di "TIRU". Gugu=percaya dan Tiru=tiru. Jadi guru bisa diartikan seseorang yang tahu bagaimana harus bersikap agar bisa memberikan contoh tauladan bagi banyak orang.
    Artikel yang menarik mas,

    Ricky
    Blog Businessman

    BalasHapus
  16. Menurut saya kita nilai dari untung ruginya apa yang menjadi sebuah permohonan anak didik tersebut, termasuk yang utama adalah manfaat yang tidak meninggalkan suatu kerugian pada akhirnya.

    Pada kasus diatas adalah berlawanan dengan hal ini, jadi menurut saya selayaknya harus dan wajib dilarang.

    Masalah tidak mood belajar kalau tidak merokok, itu relatif...toh banyak pelajar yang tidak merokok namun prestasinya ok. Justru ini yang menjadi alasan negatif dimana merokok sudah menjadi sebuah ketergantungan. "Tanpa Rokok,Tanpa Prestasi" Gimana jadinya kalau mau berprestasi tapi harus mengorbankan kesehatan...?

    Semoga bisa memberikan masukkan dan solusi.

    Salam spesial!

    BalasHapus
  17. semua ada waktunya...waktu sekolah pakai aturan sekolah...di luar itu menjadi bukan aturan sekolah karena masih banyak norma2 yang lain yg harus diikuti...Soal pelarangan merokok saya setuju asal pada jam sekolah krn masih mnjd tanggung jawab sekolah. karena kewajiban guru hanya mengungatkan saja...so, gak perlu ragu utk pakai aturan tsb mas umar.
    salam...

    BalasHapus
  18. Alhamdulillah Mas saya dari dulu tidak suka merokok, Ya menurut saya perlu tetap diterapkan larangan merokok dilingkungan sekolah.
    Terima kasih Mas artikelnya, salam sukses.

    BalasHapus
  19. Sebagai orang yang-juga-fleksibel dan demokratis menurut pendapat saya mau merokok atau tidak itu adalah kebebasan setiap orang, tapi kalo merokok di tempat yang ada orang lain, saya sangat menentang. Orang-orang yang bukan perokok juga kena getahnya, jadi perokok pasif..

    nb: saya bukan perokok dan paling sebel bila ada yang merokok di dekat saya ^^

    BalasHapus
  20. saya setuju dengan pendapat kak umar ( menurut saya),. dan memang "percuma" sekolah membuat peraturan untuk melarang sang murid untuk merokok, lagian itu memang sudah menjadi suatu kebutuhan "Perokok" itu sendiri,

    Seorang perokok juga manusia biasa yang mempunyai kebutuhannya,.dan kita tak boleh salahkan itu...

    misal : kita sebagai manusia "biasa" minum susu setiap pagi, dan apakah setiap pagi seluruh manusia di bumi minum susu??? dan apakah kita harus membuat peraturan agar seluruh manusia untuk minum susu setiap pagi??


    aku sangat kagum dengan saudara/i ahmadinda(diatas),.
    kita tak perlu lah membuat peraturan yang "memojokkan" seorang perokok.,

    seorang perokok hanya memerlukan pendekatan yang sudah pasti membuat mereka tahu apa yang mereka lakukan,.

    bukan dengan peraturan yang makin membuat mereka memberontak,.

    terima kasih,.
    dan buat mas umar,.
    maav tulisannya kekanak kanakan ya??,.

    NB: saya juga bukan perokok., dan saya hanya bisa menuliskan apa yang ada di keliling saya dari sudut pandang pelajar.,

    BalasHapus
  21. Kebiasaan minum susu tidak merugikan orang lain, sedangkan kebiasaan merokok merusak kesehatan orang lain yang berada di sekitar perokok tersebut.. hehe

    BTW, saya setuju juga dengan fafa..
    Pendekatan selalu lebih efektif daripada larangan..
    Berikan pemahaman yang benar untuk perokok tersebut..
    Minimal pikirkan juga kepentingan orang lain..

    BalasHapus
  22. sekali dilarang tetep dilarang, aturan tetep aturan. (galak amat...!)
    wong duit juga belum bisa nyari sendiri kan mereka

    BalasHapus
  23. yah pegarahan, perhatian pada mereka sangatlah perlu, dan coba deh tengok kenapa sih mereka lakukan itu ( merokok ), pendekatan secara psikologis dari hati ke hati kita ajak bicara, bercerita baik buruknya insyaaaloh lebih manjur ....

    Salam Action

    BalasHapus
  24. menurut saya ya pak guru, ini sesuai pengalaman saya sharing dengan seorang teman saya, guru juga.

    kalau di sekolah ya jangan merokok, kan ada peraturannya,
    kalau pengen merokok ya silahkan di luar sekolah, dan jangan pakai atribut sekolah,, begitu saja :)

    BalasHapus
  25. Merokok di tempat publik (sekolah, kantor, dll) adalah perbuatan kriminal.
    Menyiksa orang secara fisik termasuk kriminal, kan?
    Merokok di tempat publik sama saja memaksa orang lain menghisap racun, kan?
    Saya sudah tujuh bulan ini pindah ke sekolah baru (saya guru, tidak merokok), banyak teman guru yang merokok di kantor. Pada sekitar bulan keempat, saya sering merasa sesak nafas dan dada sakit. Saya periksa ke rumah sakit, setelah menjalani serangkaian tes dinyatakan saya mengalami penyempitan paru-paru. Sekarang saya sedang terapi, sebulan sekali kontrol di rumah sakit. Tapi percuma, saya dikelilingi perokok di kantor guru.
    So, WOW! Kalo nyiksa fisik orang lain seperti memukul, mencambuk, dsb aja dihukum....kenapa perokok yang menyebabkan saya sakit paru-paru tidak dihukum?
    PEROKOK ADALAH KRIMINAL TERSELUBUNG

    BalasHapus
  26. Terima Kasih, Tulisan yang sangat membantu. Salam Sukses!

    BalasHapus
  27. Terima kasih atas pencerahannya, tulisannya menarik juga. Saya akan coba

    BalasHapus
  28. Aturan sekolah memang harus ditaati, tetapi hendaknya pihak sekolah lebih cerdas sedikit, dengan mensosialisasikan aturan sekolah beserta alasannya kenapa setiap aturan perlu ditaati siswa. Karena sering kali siswa hanya seolah dipaksa taat aturan tanpa siswa itu mengetahui secara pasti manfaat dan tujuan dari aturan tersebut. Memang semua aturan dibuat supaya segalanya menjadi baik, tapi baik itu definisinya luas. Sperti halnya adanya pernyataan, siswa yg merokok itu siswa yg nakal, tetapi saya punya teman, dia baik, cerdas, peraih juara olimpiade sains tingkat kabupaten. Tapi dia merokok. Nah hal seperti ini dapat memberikan pemikiran yg kritis terhadap siswa lain. Bahwa merokok itu tidak selalu berdampak negatif. Nah hal2 seperti inilah yg harus di antisipasi oleh pihak sekolah. Kalau difikir hal seperti ini merepotkan guru, iya memang. Jadi guru itu susah. Gak sekedar punya ijazah dgn embel2 ipk 3,5 saja. Jadi, pihak sekolah atau para guru harap lebih bijak dan cerdas dalam membimbing siswanya.

    BalasHapus
  29. Aturan sekolah memang harus ditaati, tetapi hendaknya pihak sekolah lebih cerdas sedikit, dengan mensosialisasikan aturan sekolah beserta alasannya kenapa setiap aturan perlu ditaati siswa. Karena sering kali siswa hanya seolah dipaksa taat aturan tanpa siswa itu mengetahui secara pasti manfaat dan tujuan dari aturan tersebut. Memang semua aturan dibuat supaya segalanya menjadi baik, tapi baik itu definisinya luas. Sperti halnya adanya pernyataan, siswa yg merokok itu siswa yg nakal, tetapi saya punya teman, dia baik, cerdas, peraih juara olimpiade sains tingkat kabupaten. Tapi dia merokok. Nah hal seperti ini dapat memberikan pemikiran yg kritis terhadap siswa lain. Bahwa merokok itu tidak selalu berdampak negatif. Nah hal2 seperti inilah yg harus di antisipasi oleh pihak sekolah. Kalau difikir hal seperti ini merepotkan guru, iya memang. Jadi guru itu susah. Gak sekedar punya ijazah dgn embel2 ipk 3,5 saja. Jadi, pihak sekolah atau para guru harap lebih bijak dan cerdas dalam membimbing siswanya.

    BalasHapus
  30. Larangan merokok sebenernya penting di sekolah untuk diberi arahan. Tapi terkadang masih saja kedapatan siswa yg membawa rokok. Saya rasa sebaiknya harus diperhatikan lebih detail lagi kalau bisa di adakan razia dadakan dan diberi SP jika ada siswa yg seperti itu

    BalasHapus
  31. nyatanya merokok hanya akan menyengsarakan, karena zat yang terkandung di dalamnya bisa memicu penyakit di dalam tubuh, maka dari itu kita sebagai guru maupun orang tua harus berupaya menghentikan kebiasaan siswa yang merokok. entah apapun cara yang kita pakai, demi melihat siswa kita menjadi pribadi yang lebih baik.

    BalasHapus