
Anda seorang guru yang tidak mau dicap sebagai “guru tidak efektif”, cermati daftar di bawah ini, sebuah daftar yang disusun paedagog Alex Shiran. Jika Anda menemukan satu atau beberapa kecocokan, besar kemungkinan Anda memang guru yang belum atau tidak efektif. Cermati daftar berikut ini:
- Datang terlambat di sekolah
- Menertawakan siswa
- Suka menantang siswa dan orang tua siswa
- Tidak disiplin di kelas
- Tidak memajang peraturan atau harapan kelas
- Menekankan peraturan dan konsekuensi hanya untuk perilaku negatif
- Tidak siap membantu di luar jam pelajaran
- Menilai pekerjaan siswa selama jam pelajaran
- Kelasnya jorok
- Tidak mulai mengajar begitu bel berbunyi
- Meninggalkan kelas pada jam pelajaran untuk mengambil perlengkapan
- Punya siswa yang kelihatan bosan atau tidak tertarik
- Menerapkan konsekuensi secara tidak konsisten
- Tidak memajang pekerjaan siswa atau poster pada dinding kelas
- Tidak bicara dengan jelas atau menggunakan bahasa yang baik
- Menggunakan kata-kata kasar
- Tidak bekerja sama dengan guru lainnya
- Menggunakan kata-kata atau bahan yang sudah usang
- Tidak berpatisipasi dalam penataran perkembangan profesional
- Gagal mengikuti prosedur penilaian yang diminta seperti yang digariskan
(Alex Shirran, Evaluating Student,2008)
Barangkali Anda ingin menambahkan? silakan!
Salam Istimewa!

beberapa poin pernah saya rasakan sewaktu sekolah dulu. harapan kita, semoga semakin hari daftar trsbt di atas makin berkurang yah....
BalasHapussatu guru bisa semua daftar dia miliki...
BalasHapusatau minimal 1/2 dari daftar itu bisa dimilikinya..
salam sukses...
Alhamdulillah.... Saya diingatkan.. ada satu lagi mas mungkin yang ke 21. Transparan terhadap hasil nilai ujian atau quiz (ulangan) disekolah. kalau sudut pandang saya sebagai dosen kadang, tidak sedikit dosen yang transparan terhadap nilai. Mungkin kalau pada guru, transparan nilai ini penting. Tujuannya agar siswa bisa menilai kompetensi dalam dirinya. Kecuali kalau ada tujuan memberikan les tambahan.. Trims Pak Guru..
BalasHapusWalaupun saya bukan guru formal, tetapi bisa saja nih tanda-tanda ini saya modifikasi tentunya yang bisa saya terapkan terhadap keluarga saya khususnya.
BalasHapuswah... mantaaab pak guru (ataumasguru???) semoga rekan-rekan guru di indonesia menjadi semakin baik lagi dan meminimalisir ke-20 daftar di atas pada dirinya sendiri... salam hangat mas guru :D
BalasHapusitu semua merupkan sifat buruk yang wajib di hilangi.. sukses untukmu pak guru :)
BalasHapus@ Fadly Muin
BalasHapusWah, jadi teringat dengan gurunya nih Mas.
@ Dadang Firdaos
Hmmm...bisa bahaya nih, kalau semuanya dimiliki.
@ Boy Macklin
Terimakasih Mas Boy atas masukannya. Memang penting tuh transparansi nilai.
@ Sumartono
Boleh juga Mas Sum, pendidikan kan tidak harus selalu di sekolah formal. Di dalam keluarga juga berlaku pendidikan keluarga.
@ Alfred
Semoga saja Mas Alfred, ada perubahan ke arah positif.Salam hangat balik Mas.
@ Lendra Andrian
Betul Mas lendra. Sukses juga untuk Anda.
Poin2 yang menarik, pak :)
BalasHapusSemoga poin-poin di atas bisa menjadi bahan perenungan untuk memajukan pendidikan di Indonesia..
Bila perlu, saya ingin menambahkan poin "tidak suka main tangan" dan "tidak mengeluarkan kata-kata yang dengan sengaja bertujuan melecehkan/merendahkan" . Sebab dulu saya punya guru yang bukannya memotivasi murid untuk lulus UAN, malah menghancurkan semangat murid dengan kata2 yang melecehkan, menganggap murid2nya adalah orang2 bodoh dan men-cap nya pasti tidak lulus.. Sungguh tidak mendidik..
Ngomong2, gambar yang di atas sangat menarik :)
Ada nggak mas Daftar pejabat tidak efektif.. hehe.. biar negara kita cepat keluar dari krisis
BalasHapushehehe...mas zams pertanyaannya tajam juga ya..wkwkw...
BalasHapusnice posting mas umar, guru seharusnya bisa menjadi contoh tauladan kan.
hmmm... saya lihat masih banyak guru PNS yang masih seperti kriteria di atas.... kalau udah begitu? menurut mas umar, apakah mereka pantas untuk dinaikin gajinya oleh pemerintah?? :D
BalasHapus@ Wellsen
BalasHapusTerimakasih atas dua masukannya Mas Wellsen. Memang bagus dua hal itu dimasukkan dalam daftar evaluasi di atas sebagai sarana instropeksi diri para guru.
@ Zam
Ya jelas ada donk Mas, tapi sepertinya di luar tema blog ini deh. Jadi, mohon maaf kalau tidak bisa ditampilkan di sini.
@ Ricky
Terimakasih kembali Mas Ricky.
@ T. Wahyudi
Sebenarnya ada hal mendasar dari sekedar gaji yang perlu dipertanyakan Mas. Yaitu sudah pantaskah mereka menyandang status GURU.
Seorang guru memiliki dua sumber pendapatan yaitu GAJI dan TUNJANGAN. Istilah GAJI mungkin sama untuk seluruh pegawai, jika saatnya naik maka akan naik karena menganut pada hukum inflasi. Tapi untuk TUNJANGAN maka pencairannya perlu didahului dengan evaluasi sudah layakkah guru tersebut menerimanya atau tidak.
Salam Istimewa!
Bener-bener banget mas. Guru2 sekarang juga kudu kreatif dan kritis serta gaul. Jaman udah berubah. Mengajar gaya lama hanya membuat siswa menguap dan mengantuk.
BalasHapusBtw... gambarnya keren... apa mas umar juga seperti yg di gambar itu?
kok serem gitu ya guru nya.. mantan preman kali ya? hehehe..
BalasHapus