Selasa, 12 Januari 2010

Teknik Mengajar Gado-Gado

Teknik mengajar, metode mengajar, dan gaya mengajar adalah tiga istilah berbeda yang intinya kurang lebih sama. Yaitu cara seorang guru menyampaikan materi kepada siswa di kelas. Bagi seorang guru, penguasaan ketiganya sangatlah penting. Guru yang tidak menguasai metode dan teknik mengajar dengan baik dapat dipastikan hanya akan membuat siswa bosan. Kelas menjadi monoton dan jenuh. Bahkan kalimat-kalimat yang disampaikan hanya akan dianggap sebagai dongeng pengantar tidur. Atau sebaliknya kelas justru gaduh tak terkendali. Yang ujung-ujungnya siswa tidak dapat menyerap materi dengan baik.

Namun sayang, sejauh pengalaman saya mengajar dan mengamati rekan-rekan sesama guru yang mengajar di kelas, masih banyak diantara mereka yang tidak menguasai teknik mengajar dengan baik. Atau cenderung hanya menggunakan satu teknik mengajar saja. Walhasil siswa pun benar-benar jenuh dengan kondisi kelas yang demikian. Beberapa siswa yang sempat saya tanya mengutarakan hal tersebut. Padahal ibarat setiap hari kita makan daging, tentu bisa bosan juga kalau hanya di masak rendang saja. Jadi, walaupun setiap hari yang dimakan adalah daging tetap harus diolah dengan berbagai resep dan cara penyajian yang menarik agar tidak membosankan.

Namun demikian, pemakaian teknik mengajar harus tetap disesuaikan dengan ruang, waktu, keadaan, dan usia siswa. Tidak bisa dipukul rata begitu saja. Salah-salah siswa menjadi bingung dan tidak mengerti dangan apa yang diharapkan oleh sang guru.

Memang tidak ada jaminan kelihaian seorang guru dalam mengajar akan serta merta membuat siswa menjadi pintar. Namun setidaknya akan merangsang siswa untuk lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Berawal dari antusiasme itulah terbuka peluang besar bagi siswa untuk menyerap materi yang diberikan guru sebanyak-banyaknya.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, izinkan saya menyelipkan beberapa pointer penting yang dapat memandu anda dalam menerapkan teknik dan gaya mengajar:
  • Kuasai beberapa teknik dan gaya mengajar.
  • Gunakan teknik dan gaya tersebut secara bergantian tapi tetap terencana.
  • Usahakan siswa tidak mudah menebak teknik mengajar apa yang akan anda gunakan hari itu.
  • Evaluasi hasilnya dan lakukan eksperimen baru.

Salam Istimewa!







21 komentar:

  1. Bukankah sewaktu masih kuliah di IKIP sudah ada keseragaman dalam teknik mengajar? Tapi kenyataannya di lapangan kok berbeda-beda antara guru yang satu dengan yang lain ya mas.

    Ada guru yang enak dan membuat semangat tapi ada juga yang sebaliknya.

    Salam, gimana kabar mas. Lama gak kelihatan di blogosphere !

    BalasHapus
  2. @ Sumartono
    Tidak juga Mas. Sewaktu saya kuliah dengan materi simulasi (micro teaching), dosen membari kebebasan untuk menggunakan segala metode dan gaya. Bahkan dosen menganjurkan untuk mencari literatur dan referensi sebanyak-banyaknya.
    Nah, kenapa di lapangan faktanya berbeda. Diantaranya mungkin guru tersebut males untuk ribet dalam mengajar. Asal masuk kelas dan menyampaikan materi, beres deh. Mau siswa antusias atau tidur terserah saja. Alasan lain, bisa saja guru tersebut tidak Pede membuat inovasi. Takut dibilang aneh-aneh lah, cari perhatian lah, dll.

    Salam balik, Mas. Iya nih lama juga gak nyambangi rumah, jadi kotor semua dan anyep, hehe...
    Biasalah Mas, terkungkung di zona nyaman ..

    BalasHapus
  3. semngat mas...!

    saya bukan tutor ataupun seorang pengajar, :)

    BalasHapus
  4. Memanfaatkan kemampuan otak kiri dan kanan secara seimbang dan berkesinambungan diyakini bisa mempermudah penyerapan informasi.

    Semoga guru-guru di Indonesia tidak berpikiran kolot dalam menyampaikan materi. Sesekali membawa mereka belajar di luar kelas bisa mengurangi tingkat kejenuhan belajar.

    Eniwei, selamat datang kembali di blogosphere!

    BalasHapus
  5. guru sekarang harus lebih reformis dong. perlu trik lebih cerdas untuk merangasang gairah belajar..

    BalasHapus
  6. salam mas umar...lama ga main ke sini hehehe
    baru update nih mas???

    bener sekali, saya sebagai mantan murifd pernah ngerasain bosan karena ada seorang guru di SMA saya yang mengajarnya monoton sekali, hanya 1 arah saja. Tanpa adanya interaksi dengan siswa....huffff bosan betul waktu itu...

    BalasHapus
  7. @ Secangkir teh dan sekerat roti
    Terimakasih bravo-nya Mas.

    @ Agus Siswoyo
    Tidak mudah memang, tapi bukan berarti tidak mungkin. Semoga saja harapan Mas Agus bisa mengimbau kepada guru-guru lain.

    @ Fadly Muin
    Benar sekali Mas. Demikianlah yang seharusnya melekat pada guru saat ini. Perkembangan zaman memang sudah sepatutnya diimbangi oleh guru-guru kita dalam hal metode, teknik, dan gaya mengajar.

    @ Alfred
    Semoga memori kurang menyenangkan tersebut sekarang dan kedepannya tidak terjadi lagi. Tapi sekali lagi memang butuh kesadaran para guru untuk meng-upgrade diri untuk menjadi lebih baik.

    BalasHapus
  8. Yup ternyata ga cuma bisnis yang butuh tknik, mengajarpun butuh teknik supaya muridnya pada pintar dan ga bosan dengan sudasana belajar, mas boleh nanya ga, kemankah engkau gerangan akhir akhir ini, he...he...tapi I hope you will very healty and happy, so good luck to you my teacher, and have a nice weekend

    BalasHapus
  9. @ Muklis
    Ya begitulah Mas, saya merasa teknik mengajar menjadi jauh lebih penting dari materi itu sendiri.
    ==
    Saya tidak kemana-mana kok Mas. Tetap memantau perkembangan kawan-kawan di dunia maya. Cuma belum da kesempatan update blog aja karena tempo hari ada kesibukan besar terkait dengan masa depan (ciee...). Tapi di facebook masih sering update status, mungkin mas Muklis juga sering melihat update2 kegiatan saya di facebook. Oya, terimakasih doa dan harapannya Mas. Mudah-mudahan Mas Muklis juga selalu sehat dan bahagia. Amin...

    BalasHapus
  10. Posting yang bagus, Mas... Selamat untuk para pengajar. Semoga ilmu yang mereka turunan memberikan manfaat yang besar dan membawa perubahan ke arah yg lebih baik.

    Salam YAKIN SUKSES !!!

    BalasHapus
  11. @ Andri Wiyasa
    Semoga saja begitu mas. Perubahan itu perlu, dan yang disebut perubahan perlu adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Bukan begitu Mas? Trims kunjungannya.

    BalasHapus
  12. Ada yang baru renovasi rumah nih...
    Tampak lebih rapi mas...

    BalasHapus
  13. @ Agus Siswoyo
    Iya nih mas, setelah sekian lama gak dijenguk. Ternyata banyak sarang "laba-laba"

    BalasHapus
  14. Masalahnya sekarang, memang pelatihan skill guru ms umar.kalo spengetahuan sy yg pernah jadi guru komputer, memang tidak ada breffing teknik mengajar...yg penting sama2 tahu padahal itu dasarnya pengalaman bukan basic pengetahuan. Ini mmg membahayakan ms.Memang saatnya guru2 kita harus sekolah teknik mengajar..hehehehe

    BalasHapus
  15. @ Arkum
    Hal itulah yang tidak dicermati oleh PT yang notabene pemasok para guru. Pencekokan materi semasa kuliah keguruan umumnya tidak sampai menyentuh pada penguasaan kelas dan tindakan terhadap peserta didik. Oleh sebab itu bisa dimaklumi jika pola pendidikan yang diterakan guru bisa berbeda2, bahkan tidak jarang bertabrakan antara guru yang satu dengan guru yang lain. Menyedihkan memang, tapi itulah faktanya Mas.
    Andaikan ada mata kuliah khusus tentang teknik mengajar (tidak sekelar simulasi) dan tindakan terhadap peserta didik, mungkin tidak perlu lagi sekolah teknik mengajar sebagaimana yang sampean usulkan itu.

    BalasHapus
  16. saya sih berharap begitu ms, memang problem saat ini kan sering terjadi krn tidak sinkronnya antara informs diatas dan dibwh.Sehingga problem2 yg shrsnya cepat ditangani jadi lambat, ya kayak bgini ini mslh teknik pengajaran yg pd tidak kelar2.Sehrsnya memang ada ilmu tersendiri "strategi managemen kelas" termsk didlmnya teknik mengajar. Kayak diperush sy sblmnya ms, juga begitu ada ilmu "managemen tim & wilayah" smakin spesifik.Ya mudah2an tulisan ms umar bisa dibaca dan didengar petinggi negri ini.

    BalasHapus
  17. tulisannya bagus mas,,,,,,sangat bermanfaat untuk menambah wawasan saya/

    BalasHapus
  18. Semua kembali pada Pengetahuan dan JIWA AKI (Aktif Kreatif Inovatif) Sang Guru nya. Saya yaki bila guru berjiwa AKI. Pembelajaran akan berjalan bervariasi dan PAKEM pu terjalani.

    Salam dari Kuansing

    Ronaldo Rozalino S.Sn
    Guru SMAN Pintar Kuansing
    Blog Pribadi: http://ronaldorozalino.blogspot.com

    BalasHapus
  19. Salam,bapak umar puja.s.pd.
    Saya adalah seorang sll ingin sprti anda,dn memotivasi diri ingin-sprti ini.saya mahasiswa jurusan komputer,kuliah di stimik denpasar,.nah saya ingin-jadi seorang guru nanti'a...bagaimana cara saya menerapkan ilmu materi mengajar pak?soal'a saya bukan lulusan universitas ikip ...........

    BalasHapus
  20. @Arkum:
    Amin Mas Arkum

    @abe-rabbit.blogspot
    Terimakasih dan Alhamdulillah jika tulisan ini bermanfaat untuk Anda.

    @Ronaldo Rozalino
    Mudah2nya semakin banyak guru 'AKI-AKI' di negeri ini. Salam Istimewa!

    @ayutosiro
    Untuk lulusan non-IKIP memang tidak dibekali ilmu kependidikan dalam mata kuliah yang ditempuhnya, sehingga dulu dikenal adanya Program AKTA 4 (dua semester) untuk memperoleh ilmu kependidikan. Namun sejak UU Sisdiknas terbit tahun 2005 Program AKTA 4 dibekukan. Dengan demikian hanya guru bergelar S.Pd. saja yang "sejatinya" hanya boleh mengajar.
    Namun, kenyataan di lapangan saat ini guru non-IKIP masih banyak yang mengajar mengingat keterbatasan stok guru di beberapa daerah/sekolah.
    Jadi, pendapat saya Anda masih berpeluang untuk bisa mengajar dalam kurun waktu yang tidak tertentu dengan mengampu mata pelajaran TIK. Namun perlu dicatat, bisa jadi beberapa hak-hak Anda sebagai guru tidak bisa Anda peroleh sebagai konsekuensinya.

    BalasHapus
  21. bermanfaat banget nih ilmunya terimakasih dan sukses selalu, selalu berkarya

    BalasHapus