Kamis, 08 Januari 2009

Akhir Perjalanan Panjangku Ternyata…(CPNS part 4)

Sebagaimana cerita sebelumnya, saya telah membuat keputusan nekad untuk berangkat ke Jakarta. Keputusan ini saya ambil lantaran dua hal. Pertama, saya terpengaruh bujukan Bu Icha (Biro Kepagawaian Depag Wilayah Sumsel). Kedua, sudah kepalang tanggung saya berada di Palembang . Daripada pulang tanpa hasil, lebih baik meneruskan saja pemberkasan ini karena tinggal selangkah lagi semuanya akan selesai. Walaupun harus bersusah payah membawa berkas ini sendiri ke Jakarta. Ya, tidak ada pilihan lain bagi saya yang terbaik selain harus pergi ke Jakarta. Untuk itu, dengan hanya memakai pakaian yang melekat di tubuh, dan uang seadanya berangkatlah saya ke Jakarta menggunakan pesawat Linus Airways. Tepat menjelang malam pergantian tahun 2008 ke 2009.

Pengalaman pergi ke Jakarta bukan pertama kalinya bagi saya. Kalau sekedar lewat mungkin sering tapi untuk singgah dalam waktu agak lama ini adalah kali kedua. Nah, pada bagian 4 ini, saya akan menceritakan kepada anda pengalaman saya di Jakarta. Sebuah pengalaman yang sangat berkesan dan pastinya tidak akan lupa seumur hidup. Di sinilah kisah akhir dari perjalanan panjang pemberkasan CPNS saya terangkai. Bagaimana kisahnya? Baca terus dan selamat menikmati!


Ternyata Aku ’Gagal’.
Kawan, mungkin anda bertanya benarkah saya gagal? jawaban saya adalah ya. Anda juga mungkin bertanya dalam hati. Kalau memang tidak membawa uang banyak mengapa tidak memakai bus saja. Mengapa harus naik pesawat yang nyata-nyata ongkos tiketnya mahal. Terlebih lagi semua tarif pesawat naik hari itu karena menjelang malam tahun baru dan libur tahun baru. Maaf,tidak ada pilihan lain bagi saya selain harus memakai pesawat. Sebab, secepat mungkin sore itu juga saya harus tiba di Jakarta dan menyerahkan berkas itu kepada Pak Joko. Maaf, yang ini bukan Joko Susilo sang jutawan pemilik Formula Bisnis itu, tetapi Joko Supriyadi. Beliau adalah staf Biro Kepegawaian di Departemen Agama Pusat. Tugasnya mengurusi pemberkasan CPNS untuk Wilayah Sumatera Selatan. Nama beliau saya peroleh dari Bu Icha. Menurut Bu Icha, pegawai kantor Depag Pusat biasanya kerja sampai malam. Nah, agar saya bisa bertemu beliau maka pesawat menjadi pilihan yang paling memungkinkan membawa saya ke Jakarta. Mengapa harus sore itu juga? ya, karena berdasarkan informasi Bu Icha, berkas akan diserahkan ke BKN pada tanggal 1 Januari 2009.

Singkat cerita, setelah mengudara selama kurang lebih satu jam, tibalah saya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng. Waktu menunjukkan pukul 18.45 WIB. Setelah itu yang ada dalam pikiran saya adalah mencari taksi. Karena saya tidak terlalu paham lika-liku jalan di Jakarta, taksi menurut saya adalah pilihan yang tepat. Tinggal duduk dan sang sopir akan membawa kita ke tempat tujuan. Walaupun sedikit mahal tapi dengan taksi paling tidak saya tidak terlalu repot oper kendaraan, selain itu juga relatif cepat. Ternyata, pertimbangan seperti itu cuma ada di angan- angan. Semuanya berbalik 180 derajat, mengingat ini adalah malam menjelang tahun baru. Yaitu malam saat semua warga kota tumplek blek di jalanan untuk merayakannya. Tak ayal, ongkos taksi pun meroket dan jalanan hampir tidak bisa dilewati. Di saat seperti itu, memilih taksi bisa menjadi pilihan yang tidak tepat lagi. Seketika otak saya bekerja keras berpikir kira-kira bagaimana caranya agar secepat mungkin saya bisa tiba di Depag. Ting...ide cemerlang pun saya dapat. Ojek!, ya ojeklah yang tepat. Sejurus kemudian, mulailah saya bergerilya mencari ojek. Setelah sedikit tawar-menawar harga dan sepakat pada harga Rp 90.000,- mulailah saya menyusuri keramaian jalan kota Jakarta.

Banyaknya warga metropolis yang hilir mudik sore itu membuat beberapa ruas jalan macet. Dibutuhkan upaya ekstra keras untuk bisa membelah lautan manusia. Untuk itu tak jarang jalur busway pun diterobos. Menyelinap ke sana ke mari sekedar untuk mencari celah jalan. Saya dapat merasakan betul betapa repotnya pengendara ojekku melajukan sepeda motornya. Terdengar beberapa kali dia mengeluh di balik helm teropongnya. Maklum, jalur tujuan saya merupakan jalur yang menjadi pusat berkumpulnya orang yang mengarah ke monas. Sedangkan gedung Depag berada di sekitaran monas tepatnya di depan masjid istiqlal dan lapangan Banteng.Anda sendiri mungkin dapat menebak dan membayangkan bagaimana padatnya jalan malam itu. Dan sopir ojek saya harus berjuang membelah lautan manusia itu. Akhirnya, setelah bersusah payah, sampailah juga saya di tujuan yaitu Gedung Departemen Agama Pusat. Ah ...lega rasanya. Terlihat dari depan Gedung Depag sudah gelap, pintu gerbang pun sudah terkunci rapat. Ah.. biarlah, saya memang tidak akan lewat pintu itu, itu adalah pintu khusus Menteri Agama. Yang akan saya lewati adalah pintu samping. Di sanalah biasanya para pegawai dan tamu lewat. Terlihat memang masih buka dan tiga orang satpam sedang standby di pos.

Waktu saat itu menunjukkan pukul 20.30 WIB. Bergegas saya menghampiri satpam-satpam itu. Hati pun berdebar harap-harap cemas menanti sebuah jawaban. Ya, jawaban dari satpam-satpam itu semoga saja mampu menghapus semua letih lelah yang melumuri tubuh ini. Jawaban yang menyatakan bahwa Pak Joko masih ada di kantor itulah yang sangat saya harapkan dari satpam-satpam itu. Dengan sedikit diramah-ramahkan saya mencoba memperkenalkan diri. Saya berusaha membuat mereka nyaman dengan kehadiran saya malam itu. Penampilan pun saya buat serapi mungkin dengan memakai celana panjang bersepatu vantofel hitam dipadu hem batik lengan pendek. Tidak lupa merapikan rambut dulu karena sebelumnya terasa agak acak-acakan. Satpam biasanya sangat sensitif dan langsung memasang aksi curiga pada orang yang belum dikenal sebelumnya. Apalagi datang malam-malam. Dan sepertinya usaha saya berhasil, satpam-satpam itu terlihat nyaman dengan kehadiran saya. Bahkan ada kesan keramahan dan simpatik dari kalimat-kalimat yang mereka ucapkan. Berikutnya, sampailah juga saya pada kalimat pertanyaan tentang keberadaan Pak Joko di kantor. Mendengar pertanyaan saya, terlihat mereka sedikit mengernyit, saling bertanya sejenak dan.......”Wah Mas, Pak Joko baru saja pulang setengah jam yang lalu”. Seketika tubuh ini lunglai bergetar. Beberapa saat tak ada kata yang mampu terucap. Berbagai perasaan kembali mengaduk hati dan pikiran. ”Ya Allah...ternyata rintangan ini belum Engkau akhiri. Adakah ini caraMu untuk menguji kegigihan dan keteguhanku?. Jika memang demikian, hamba hanya meminta kekuatan dari-Mu untuk menjalani ini semua”. Tak terasa bait-bait dialog dengan sang Maha Berkehendak pun berlangsung. Mendadak, suara satpam membuyarkan lamunanku. Kali ini satpam menyarankanku untuk mengontak Pak Joko saja. Saya pun menuruti anjuran satpam itu. Berulang kali saya mencoba mengontak nomor Pak Joko tapi tidak berhasil. Ah, mungkin beliau sedang berada di jalan dan terjebak macet, jadi handponnya dinonaktifkan. Karena tidak berhasil mengontak, saya pun mencoba duduk di sudut pos dan berpikir keras apa yang harus saya lakukan saat itu. Saya bingung, dengan keadaan ini. Apalagi berdasarkan keterangan satpam besok (tanggal 1 s.d. 4) Depag libur dan baru hari Senin tanggal 5 buka. Duh, haruskah saya menunggu di Jakarta ini sampai hari Senin nanti.

Entah apa yang dipikirkan oleh satpam-satpam itu tentang saya. Mungkin iba atau apa yang pasti mereka memperlakukan saya dengan baik. Salah seorang menghampiri, namanya Pak Murtadlo. Beliau menanyakan kira-kira bisa dititipkan tidak berkasnya. Biar hari Senin nanti beliau saja yang menyampaikan ke Pak Joko. Mendapat pertanyaan itu, langsung saya teringat pesan Bu Icha untuk tidak melepaskan berkas ini kepada siapapun selain Pak Joko. Karena berdasarkan pengalaman, jika berkas tidak diberikan langsung kepada orang yang dimaksud maka sangat besar kemungkinan berkas itu hilang. Otomatis SK CPNS tidak akan turun-turun. Dan itu diperkuat oleh pengalaman seorang kawan yang dulu mengantarkan berkas sendiri ke Jakarta. Setelah ditunggu-tunggu hampir 4 tahun SK-nya tidak juga turun. Padahal uang yang digunakan untuk mengurus dan mondar-mandir setara dengan biaya untuk berangkat ibadah haji. Mengingat pengalaman itu, jelas saja saya katakan tidak bisa dititipkan berkas saya.

Saya pun bertekad tidak meninggalkan komplek Depag sebelum berhasil mengontak Pak Joko. Paling tidak setelah berhasil kontak, saya dapat membuat kesepakatan kapan bisa bertemu. Selama penungguan itu, berkali-kali nomor Pak Joko saya kontak baik call maupun sms. Tapi hasilnya tetap nihil. Malam pun semakin larut dan jalanan pun semakin ramai meriah. Kembang-kembang api mulai berpendar susul-menyusul di langit ibukota. Dentuman-dentuman kecil dan besar saling bersahut-sahutan memekakan telinga. Namun, tak ada kenikmatan yang kurasakan pada malam itu. Tak sedikitpun terbersit keinginan ikut terjun ke jalan memeriahkan malam pergantian tahun itu. Tubuh ini telah lelah dan letih. Bahkan karena berkejar-kejaran dengan waktu sejak subuh tadi, baru sekarang teringat kalau perut ini belum terisi sebutir nasi pun. Akhirnya, karena malam semakin larut saya disarankan oleh satpam beristirahat saja di musholla. Wah, kebetulan sekali pikir saya. Setelah sholat jamak ta’khir, saya pun beristirahat sambil membaca postingan kawan-kawan via hp. Ada rasa kangen menyapa mereka. Yah, ternyata hampir dua pekan saya tidak mengurusi BISNIS GURUdan menyapa kawan-kawan. Entah mungkin karena sudah terlalu lelah, tanpa terasa semua berubah gelap. Dingin malam yang menusuk sesekali menyadarkanku dari mimpi. Dan malam pergantian itu pun berlalu berganti dengan cerahnya pagi pertama di tahun baru.

Setelah melaksanakan sholat subuh. Tiba-tiba terdengar hp-ku berdering. Sebuah gambar surat tertutup berwarna kuning menghiasi layar, ah...ada satu sms masuk ternyata. Tidak ada yang kuharapkan pagi itu selain sms atau call dari Pak Joko. Semoga saja sms ini dari beliau. Dan ternyata benar, sms ini berasal dari Pak Joko. Oh, betapa senangnya hati ini. Akhirnya orang yang saya cari berhasil kontak juga. Tapi....setelah mengamati baris demi baris kalimat sms itu. Kegembiraan saya seketika lenyap. Isi sms itu sungguh mengejutkan. ”Maaf, saya sekarang di Babel (Bangka-Belitung) sedang ada dinas di sini. Kembali hari Senin nanti”.

Itulah kawan sms dari Pak Joko. Isi sms itu mengisyaratkan saya untuk berada di Jakarta sampai hari Senin tanggal 5 Januari 2009. Kemungkinan baru tanggal itulah saya bisa bertemu dengan Pak Joko. Tapi apakah saya betul-betul bisa bertemu dengan orang yang bernama Pak Joko itu? Bagaimana reaksi beliau nanti? Berhasilkah berkas saya diterima? Apa pula yang saya lakukan selama di Jakarta? dan tinggal di mana saya dalam masa penantian itu? Oke kawan, tidak usah khawatir silakan simak serial CPNS part 5. Namun, sambil menunggu CPNS part 5 selesai sementara jeda dulu. Karena beberapa ide artikel seputar bisnis online sudah sedut-senyut ingin segera ditorehkan di halaman BISNIS GURU ini. Terimakasih tak terhingga kepada semua pecinta BISNIS GURU yang selama ini sudah setia menyimak serial CPNS ini hingga part 4.


Mutiara Hikmah’.

Tuhan tidak akan menguji seorang hamba melebihi kemampuannya.

Jangan pernah berputus asa terhadap rahmat Allah SWT.


Salam Istimewa!

24 komentar:

  1. saya sampai terbawa suasana saat membaca artikel anda ini, klo ada filmnya kayaknya bagus neh :) c..u..next chapter

    BalasHapus
  2. Sukses mas, anda memang layak jadi seorang pendidik sejati.

    BalasHapus
  3. nice story mas...anda memang luar biasa...
    salam...

    BalasHapus
  4. baru beberapa paragraf saya baca.
    langsung hanyut ke critanya.
    padahal klo ga salah, saya pernah sms Pa Guru (lupa tanggalnya) yang katanya baru pulang dari Jakarta.
    Klo tau gitu mah.
    saya nawarin diri buat nganterin Pa Guru.
    N bisa tinggal di Jakarta lebih lama.

    Dulu semasa saya sekolah (di Jakarta)
    saya bergabung di KMPF pa.
    n sampe sekarang tu KMPF sangat berjasa buat saya.
    Pa guru bisa tinggal disana.

    maaf pa guru, saya ga terlalu bisa membantu
    bikin PR dong pa Buat saya

    tengkiu bisnisguru

    BalasHapus
  5. wah..bagus.
    tapi yakinlah bahwa sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. begitu ka?
    smoga sukses slalu. salam kenal

    BalasHapus
  6. @ Aruta
    Jangankan anda, saya sendiri juga begitu mas. Semua seolah
    mimpi buruk saja.

    @ Sumartono
    Sukses juga untuk anda kawan!

    @ Agunga Jatnika
    Semoga begitu Mas! amin

    @ rekanbisnisku
    sms anda masuk tanggal 5 Januari, Mas.
    saat itu saya baru saja turun dari kapal, :)

    Terimakasih, Mas Dadang atas tawaran dan niat baiknya.
    Senang saya mengenal anda. Semoga persahabatan kita tetap
    abadi. Dan bermanfaat satu sama lain.

    @ dheminto
    Anda benar Mas!
    Salam kenal juga Mas Dheminto.

    BalasHapus
  7. Salut buat pak guru yang sangat gigih berjuang, semoga saya bisa meniru semangat pak guru.. Rasanya tak sabar menanti kelanjutan ceritanya... sukses selalu. Salam dari sahabatmu..

    Blog Bisnis Online

    BalasHapus
  8. Pengalaman hidup mas... mudah2an menjadikan pelajaran berharga, tetapi harus tetap semangat !!!

    Semoga sukses di kemudian hari, bukankah "kegagalan adalah kesuksesan yg tertunda"

    Salam

    BalasHapus
  9. @ Zamahsari
    Terimakasih Mas Zamahsari, Anda termasuk pengunjung setia BISNIS GURU. Saya hanya bisa berbagi melalui kisah ini. Semoga ada manfaatnya buat pembaca.
    Salam hangat kawan!

    @ JPurnomo
    Tetap semangat dong mas Pur. Sepakat bahwa kegagalan memang keberhasilan yang tertunda. Dengan memegang prinsip ini berarti masih ada kesempatan bagi kita untuk selalu memperbaiki.

    BalasHapus
  10. tetep semangat ja..
    lumayan buat diceritain ke anak nantinya, he3..

    BalasHapus
  11. Aduh... aku kebawa banget dengan carita mas umar ini...
    Jadi ngga sabar menanti kelanjutan yang ke lima neeh. Hahaha...


    Maaf baru sempat mampir mas... Ujian melanda. Hehehe...

    Salam sukses,
    BLOG MOTIVASI ARIEF - Support Your Success for a Better Life

    BalasHapus
  12. @ Trik Yuwie
    Oke Mas, terimakasih kunjungannya.

    @ Blog Motivasi Arief
    Kebawa sampai ke mana Mas Arief? hehehe...

    Dah kelar kan unjiannya, selamat ya!

    BalasHapus
  13. Kisah yang begitu menggugah Mas Umar...
    Pertama kali berkomunikasi dengan Mas Umar lewat blog, sudah tercermin kalau Mas Umar merupakan tipikal pekerja keras, sosok yang gigih, dan berhati mulia.
    Saya masih ingat saat dulu blognya dibanned oleh Wordpress, langsung Mas Umar membuat blog ini. Terbukti juga perkembangannya begitu pesat. Bukan hanya dari tampilan yang sudah jauh lebih baik, tapi juga isinya yang selalu dinantikan pembaca.
    Sebagai seorang guru, niat mendidik selalu tercermin dari setiap posting Mas Umar. Meski beberapa merupakan pengalaman pribadi, tetap ada pelajaran berharga yang bisa kita petik. Seperti misalnya dalam posting kali ini, lika-liku perjalanannya menjadi PNS dituangkan dengan begitu menggugah. Bahwa selalu ada pengorbanan yang harus kita ACTION-kan untuk mencapai tujuan kita.
    Never stop ACTION Mas Umar!
    PS: Masih ingat joke Mas Satriyo, Mas? Umar Puja Kesuma : Umar PUtra JAwa KElahiran SUMAtera :-)

    BalasHapus
  14. @ Joko Susilo
    Sebelumnya, terimakasih Pak Joko. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya akhirnya Bapak berkenan juga mencoretkan kalimat di Blog ini.
    Semua yang saya alami adalah rencana yang di atas Pak, saya hanya menjalani saja. Tapi jujur, SMUO telah membuat saya jadi seperti ini. Dulu saya adalah seorang yang pemalu, minder dan individualis. Tapi berkat SMUO kini semuanya telah berubah. Saya hampir-hampir tidak percaya dengan segala perubahan ini.
    Sekali lagi terimakasih Pak, Anda adalah inspirasi yang luar biasa bagi saya.

    ==================================================================
    Btw, ternyata akronim PUJA KESUMA itu sudah terkenal di mana-mana ya. hehehe...

    BalasHapus
  15. Andai PNS-nya di Depdiknas...Salute.. "mental Baja dari Mas Umar.." Part lima-nya cepetan...

    BalasHapus
  16. Saya mendoakan semoga cita-cita menjadi PNS segera tercapai. Saya sudah jadi PNS 32 tahun dan Insya Allah sebentar lagi purnabakti. Semoga dapat mencapai sukses sebagai Pendidik. Jaga amanah mulia sebagai guru yang wajib ditirum, sukses ya, salam

    BalasHapus
  17. @ Wawan purnama
    Tidak usah berandai-anda Mas. Ini adalah anugerah, jadi harus diterima dengan lapang dada. Btw, CPNS part 5 segera menyusul setelah artikel bisnis, oce!

    @ Sehat Berkat reiki
    Amiinn...semoga saya bisa mengikuti jejak anda menjadi PNS yang bisa mengabdi sepenuh hati dan bertanggung jawab. Mohon do'a restunya Pak agar saya diberi kekuatan. Terimakasih, dan salam istimewa dari BISNIS GURU.

    BalasHapus
  18. Assalammualaikum pa guru....
    Tenang mas.. jangan menyerah... Salut tema posting pa guru ini.. memang perjalan sangat panjang ya... dari Melamar CPNS trus jadi CPNS trus PNS.. wah panjang sekali. Belum lagi Rapelan gaji yang baru tiba setelah 10 bulan... hikhikhik.. tapi salut buat pa guru yang satu ini... tapi kenapa di Depag? bukan ke Diknas? maaf nih saya baru.. salam kenal pa guru...

    BalasHapus
  19. @ Boy Macklin
    Waalaikumsala Mas Boy!
    Yah, begitulah nasib CPNS Mas. Hanya kekuatan syukur yang akan menguatkan langkah kita dalam menjalaninya.
    Mengenai kenapa saya diterima di depag, saya sendiri juga tidak tahu. Saya rasa itu sudah rahasia yang di Atas, karena tes di Diknas malah gak lulus. Padahal itu yang saya harapkan. So, berpositif thinking sajalah, Mas.
    Btw, terimakasih lho anda sudah berkenan mampir di blog ini!

    Salam Hangat dari BISNIS GURU!

    BalasHapus
  20. (Nia).subhanallah.. ternyata bukan hanya saya yang mengalami kesusahan mengurus berkas. Membaca pengalamn saudara mata saya jadi terbuka kalau dunia ini dihuni manusia yang punya ujian yang berbeda-beda...Astagfirullah...sy telah mengeluh...mengeluhi jalur yang telah ditakdirkan oleh yang di ATAS. Ampuni saya ya Allah.

    BalasHapus
  21. (Srimuliani Handoyokusumo; Lolos PNS Guru di lingkungan Kemenag Berau)

    Berawal dari keinginan kuat untuk mengikuti test tertulis CPNS yang dilaksanakan oleh PEMDA Berau dimana saya tinggal, saya pun ikut berpartisipasi mengkutinya. Namun sebenarnya bukan sekedar hanya berpartisipasi tapi terlebih saya memang berkeinginan untuk menjadi seorang PNS. Waktu pun terus berjalan, karena tertanggal 5 Desember 2013 yang lalu saya pun mengikuti Test CPNS yang diselenggarakan oleh PEMDA Berau dengan harapan yang maksimal yaitu menjadi seorang PNS. Kini tanggal 18 Desember 2013, pengumuman test kelulusan tertulis itu diumumkan. Dengan sedikit rasa was-was dan bercampur tidak karuan menyelimuti pikiranku. Rasa pesimisku memang timbul, karena pengumuman yang di informasikan adalah tertanggal 11 Desember 2013 namun di undur tanggal 18 Desember 2013. Dengan mengucapkan BISMILLAH, aku pun masuk ke halaman kantor BKD untuk melihat hasil pengumuman test tertulis CPNS. Dan Syukur Alhamdulillah saya pun LULUS diurutan ke 3 dari 1 formasi yang aku ikuti di Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Dan berikut peringkat screen shoot yang saya jepret menggunakan Ponsel kesayangku.

    Puji Syukur tak henti-hentinya aku panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rezeki yang diberikan kepadaku. Semua hasil ini saya ucapkan terimakasih kepada :

    1. ALLAH SWT; karena KepadaNya kita mengemis dan memohon.

    2. Suami dan Anak [DikMa]; Dukungan Do’anya sangat berharga dalam pencapaian saat ini.

    3. Orang Tua, Saudara-saudaraku; Tetap mensupport aku selama 3 bulan terakhir ini, terimakasih Mama, terima kasih Kakak Perempuan ku, terima kasih Kakak Laki-laki ku tak terlepas juga buat teman-temanku terimakasih semuanya.

    4. Terimakasih untuk khususnya Bpk.IR.AGUS SUTIADI M.SI beliau selaku petinggi BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.anda ingin LULUS seperti saya silahkan anda hubungi nomor bpk IR.AGUS SUTIADI M.SI,0852-3687-2555.

    BalasHapus
  22. Min saran saya background dari blog nya jangan berwarna hitam karena pembaca akan merasa kesulitan membacanya. Atau kalo mau background hitam tulisan nya di putihin aja

    BalasHapus