Minggu, 29 Maret 2009
Berselingkuh, Mengamankan Finansial Anda (1)
Sebenarnya sudah cukup lama saya ingin memposting topik ini. Tepatnya sejak awal-awal krisis keuangan global melanda dunia. Tapi sayang, belum ada ide kalimat yang pas untuk mempublishnya di blog ini. Tapi syukurlah keinginan itu akhirnya terwujud juga melalui tulisan kali ini.
Ini adalah posting yang berisi imbauan bagi kawan bisnis semua. Bentuk imbauan ini sebenarnya cukup sederhana, namun saya yakin akan memberi manfaat besar dalam perjalanan bisnis dan hidup anda. Inspirasi tulisan ini adalah dari realita yang ada di lingkungan sekitar saya. Jadi, anda tidak perlu ragu lagi mengikuti imbauan ini. Mudah-mudahan dengan mengikuti imbauan ini kondisi finansial keuarga anda aman, dan tentunya anda akan lebih nyaman dalam menjalankan roda kehidupan anda.
Sekedar anda tahu, imbauan ini juga lebih dulu digembar-gemborkan oleh para pakar perencana keuangan dan motivator-motivator bisnis. Jadi, dalam hal ini saya masih punya back-up yang cukup kuat untuk meneruskan imbauan ini kepada anda. Dan sekali lagi, ilustrasi fakta di sekitar saya akan saya share di sini untuk lebih menguatkan apa yang akan saya imbaukan kepada anda nanti.
Oke, sekarang saatnya bagi anda mengeklik Read More di bawah ini untuk menyimak imbauan bisnis dari saya!
Selingkuh Itu.....Why Not?
Eeeeiiittt...jangan berpikiran negatif dulu lho ya! Kali ini selingkuh yang saya maksud memiliki konotasi yang positif. Jadi sebaiknya langsung set-up saja pikiran anda pada hal-hal yang positif, okey!
Selingkuh yang saya maksudkan di sini adalah selingkuh dalam hal berbisnis. Sebenarnya masih ada hubungan erat dengan asal mula kata selingkuh yang sebenarnya, yaitu menduakan. Lebih tepatnya lagi adalah menduakan bisnis. Di sini saya mengimbau anda agar segera memikirkan kelangsungan bisnis anda. Atau secara umum adalah kondisi finansial keluarga anda. Perhatikan baik-baik, amati dan analisa secara cermat, apakah income keluarga anda sekarang hanya ditopang oleh satu sumber bisnis saja? Bila iya, maka sudah saatnya bagi anda untuk berpikir menyelingkuhi bisnis anda tersebut. Ingat, ini semata-mata demi mengamankan kondisi finansial keluarga anda.
Pasti anda bertanya-tanya, kenapa hal ini saya anjurkan? Oke, sekarang saya ingin mengingatkan anda kembali dengan kalimat larangan yang sangat baik berikut ini: ”Jangan meletakkan telur dalam satu keranjang ! ”
Bagaimana kawan? Masih ingat bukan kalimat tersebut? Kalimat itu sering kita dengar diucapkan oleh para pakar bisnis dan motivator bisnis. Tentu ada alasan yang sangat kuat kenapa kalimat itu dibuat bahkan dianjurkan untuk dilaksanakan. Nah, berikut akan saya ilustrasikan realita yang ada di lingkungan tempat tinggal saya. Mudah-mudahan ilustrasi dari saya semakin memudahkan anda memahami pentingnya selingkuh dalam hal bisnis ini.
Saat Masa Kejayaan Itu Tiba
Masyarakat di daerah saya, hampir semuanya adalah petani karet, termasuk keluarga saya. Sehingga sumber penghasilan mereka adalah dari hasil penjualan getah karet tersebut. Rata-rata kebun karet yang mereka kelola adalah milik mereka sendiri. Tiap-tiap KK (Kepala keluarga) rata-rata memiliki satu hektar sampai sepuluh hektar kebun karet. Anda dapat menganalogikan satu hektar kebun karet itu sama dengan satu restoran, kalau memiliki sepuluh hektar kebun karet, berarti keluarga tersebut seperti memiliki sepuluh buah restoran (wow, fantastis bukan?).
Tapi, perlu anda tahu bahwa apa yang mereka miliki sekarang adalah hasil jerih payah mereka hampir 20 tahun. Karena penduduk di sini asal muasalnya dulu (1980-an) adalah para transmigran. Awalnya, mereka adalah masyarakat miskin di Pulau Jawa. Melalui program transmigrasi, akhirnya penduduk miskin di Pulau Jawa di sebar ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa, termasuk di tempat saya ini sekarang. Di sini dulunya bukanlah perkampungan, melainkan hutan lebat. Masyarakat transmigran tersebut kemudian diberi modal oleh pemerintah (pada masa itu) berupa satu hektar pekarangan, satu hektar kebun karet, satu rumah sederhana, dan dua ekor sapi. Dari modal itulah sedikit demi sedikit dikembangkan. Ada yang berhasil namun ada pula yang gagal. Yang gagal umumnya adalah mereka yang tidak tahan banting dan tidak kerasan, walhasil modal dari pemerintah itu pun mereka jual kepada rekan sesama transmigran dengan harga yang sangat murah. Dengan uang hasil penjualan tersebut mereka pun balik kucing ke Jawa lagi. Dan jika saya boleh bercerita, kondisi mereka yang balik kucing tersebut sekarang masih tetap sama seperti tahun 1980 dulu. Tidak ada perubahan yang berarti. Berbeda jauh dengan kondisi masyarakat di sini yang 90% lebih baik dari kondisi semula.
Oke, kembali ke masalah income penduduk. Sebagaimana saya sebutkan di muka bahwa masyarakat di sini mayoritas adalah petani karet. Getah karet dari tempat kami merupakan komoditas ekspor, khususnya ke Amerika Serikat dan Jepang. Sehingga, nilai harga getah karet sangat ditentukan oleh kurs dollar. Ketika dollar meroket maka petani karet di sini sangat diuntungkan. Dan sebaliknya, saat dollar melemah maka harga getah karet pun ikut terhempas jatuh.
Satu pengalaman unik adalah saat terjadi krisis moneter tahun 1997. Masih segar dalam ingatan anda tentunya kondisi ekonomi negara ini saat itu. Banyak bisnis bertumbangan dan PHK terjadi di mana-mana. Nilai tukar rupiah pun ikut melorot tajam, sedangkan dollar semakin melangit. Keadaan tersebut justru menjadi keuntungan besar bagi masyarakat di sini. Tingginya nilai dollar terhadap rupiah mengakibatkan harga karet pun ikut melambung di pasar internasional. Bahkan sebelum krisis keuangan global melanda Amerika Serikat tahun lalu, harga getah karet mampu menembus angka Rp 15.000,- per kilogram. Anda dapat membayangkan jika satu hektar karet saja bisa menghasilkan 3 kwintal getah per bulan, maka dapat dipastikan uang sebesar Rp 4.500.000,- akan dengan mudah masuk kantong. Nah, bagaimana jika memiliki 10 hektar. Wow...sangat fantastis untuk kategori penghasilan kaum petani.
Itulah kawan yang saya sebut sebagai masa kejayaan. Yaitu antara tahun 1997 s.d 2008. Pada masa itu masyarakat di sini betul-betul merasa di atas angin secara finansial. Ini karena pendapatan masyarakat yang sangat besar sedangkan pemenuhan kebutuhan hidup (kebutuhan pokok) relatif kecil. Walhasil, dalam sekejap masyarakat saling berlomba membangun rumah, membeli mobil, membeli sepeda motor, dan semua jenis barang-barang elektronik yang dirasa perlu. Dan umumnya, pembelian mereka menggunakan uang hasil pinjaman di bank dengan agunan sertifikat perkebunan karet yang mereka miliki masing-masing. Ada yang pinjam 30 juta, 50 juta, bahkan 100 juta lebih, dengan asumsi mereka akan sangat mampu membayarnya nanti mengingat harga karet yang sedemikian tinggi. Maka tidak heran jika mobil-mobil dan sepeda motor bagus dan mulus berseliweran di jalanan desa kami. Sangat paradoks dengan label mereka yang cuma petani. Sehingga terkadang lucu juga melihatnya. Wong kerjanya petani kok ke mana-mana naiknya avanza, jazz, innova, dll. Hmmmm....
Waduh! sepertinya sudah terlalu panjang nih tulisannya, daripada nanti pusing bacanya lebih baik bersambung saja, ya!
Salam Istimewa!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Artikelnya bagus dan menarik..
BalasHapushehehe..
ngomng2 silahkan berkunjung ke BLOG HEBOH dan berkomentar ria ya, soalnya BLOG HEBOH make sistem Dofollow
Oh iyah satu lagi gabung jadi pengikut saya yah..
Di tunggu yah kedatangannya,.
http://blogheboh.blogspot.com/
Kesuksesan datang menunggu waktu yang tepat. Belajar menerima keadaan hidup dan bersabar untuk terus berubah menuju arah yang lebih baik. sayapun pernah berselingkuh. dan sudah menikmati hasilnya.
BalasHapusPERKUAT PUSAT PERBANYAK CABANG
Keadaan nya mungkin hampir sama dengan keadaan para perajin dan pengekspor mebel di jepara mas.. ya itu.. pada saat krisis melanda justru mereka pesta pora dengan melonjaknya kurs dollar. Namun sekarang banyak gudang2 yang dulu banyak dibangun sekarang dijual atau disewakan. Yang bertahan adalah yang memiliki manajemen yang kuat..
BalasHapusheaheahea,.
BalasHapusaku ndak sempet baca,.
intinya,.
sukses aja deh buat mas umar,.
hehehe,.
caio,.
horas,.
halah,.
hehehehee,.
berarti terkadang selingkuh itu indah ya Mas. hehehe... untuk bisnis, akur aja. meletakkan telur di banyak keranjang akan lebih aman. karena kita tidak pernah tahu dari keranjang manakah yang akan menetaskan ayam berkualitas super. tapi juga jangan terlampau banyak keranjang. kecuali kita bisa memanaje semuanya dengan rapi. kalau belum bisa, alih-alih beruntung malah bisa buntung. ya tho....
BalasHapus@ Rendy:
BalasHapusTerimakasih kunjungannya.
@ Dadang Firdaos
Yups. Memang begitulah seharusnya Mas Dadang. Untuk lebih memperjelas bagaimana selingkuh bisnis yang saya maksud, nantikan artikel berikutnya saja ya!
Ada sedikit modifikasi dari konsep yang mas dadang tawarkan.
@ Zams
Selama di sana juga merupakan komoditas ekspor, sepertinya sama deh Mas Zam.
Dan memang betul yang anda sampaikan, bahwa managemen yang baik saja yang akan membuat mereka tetap eksis.
@ Fafa Sinata
Hehehe... sudah kuduga, pasti deh bakal puyeng adhe'q ini baca artikel di atas.
Sory yah dhe' maklum blog ini memang dewasa banget gaya bahasanya. Karena pengunjungnya juga rata-rata sudah dewasa. But, makasih dah mampir ke sini :)
Salam Istimewa!
@ Onabunga
BalasHapusWah, komennya kok hampir bersamaan dengan respon saya, jadinya ketinggalan direspon deh, hehehe...
Btw, memang selingkuh di sini khusus untuk bisnis saja, mbak. Tidak perlu dikonotasikan yang lain.
Mengenai bagaimana pentingnya meletakkan telur di keranjang terpisah, akan saya bahas di artikel berikunya, ditunggu ya!
mantaps mas artikelnya...
BalasHapusmaaf baru bisa dateng kesini,,, lemot sih sekarang di warnet yang biasa saya datengin...
hmmmm.... jadi inget tahun 2003 yg lalu, aku mengembara ke pulau sumatra, dan masuk ke trans di dalam hutan yg baru di buka, kondisi perkampungan masih baru banget, listrik aja blm masuk, pdahal untuk menuju kesana aja 1 hari dari kota. wah perjalanan yg sangat luarr biasa.tapi ya itu pak guru,aku melihat uang sungguh luar biasa disana, keliatan cepet kaya, bnyak uang, tp tak liat beberpa msyrkatnya msh seneng minum2an keras, judi, makan daging celeng, walah... Rezeki yang di beri Allah kalau kita tidak pandai mensyukuri maka akan mbalik total alias bisa menyerang kita sendiri.
BalasHapusjadi saat di kasih kemurahan rizki INGATLAH TUHANMU... dan Zakatilah... INsya Allah akan berkah, jaya, istiqomah dan stabil, bahkan akan naik terus... dan teruss... Amiiin...
Bukan Pak Guru namanya kalo bikin artikel yang pendek dan dangkal.
BalasHapussaya tunggu aja deh lanjutannya.. jadi penasaran.
Dengan satu tekad kuat keuletan disiplin tinggi serta terus belajar dari semua kegagalan,serta satu ketulusan sukses,pasti akan menghampiri,berusahalah sampai titik darah penghabisan,manusia diciptakan untuk berjuang dalam hidupnya,salam
BalasHapusBagaimana yah rasanya orang selingkuh itu,jadi penasaran pingin mencoba hehehe salam
BalasHapusDengan kesabaran, kerja keras dan ketekunan apa yang di inginkan tercapai sekarang mereka tinggal menikmati hasil jerih payah, seperti yang dilakukan oleh Transmigrasi tersebut.
BalasHapusKalau tidak salah Kota Metro Lampung tadinya sebuah kota kecil (kecamatan )sekarang menjadi kota besar, karena kesabaran dan kerja keras yg dilakukan oleh Transmigrasi, tidak sedikit yg menyesal karena mereka yg baru beberapa tahun transmigrasi meninggalkan lahan mereka dan pulang ketempat asalnya.
Artikel yang luar biasa Mas Umar, saya tunggu kelanjutannya.
Salam sukses.
SELINGKUH : SELingan INdah rumah tangga KUKuh,
BalasHapusmungkin itu perumpamaan yang tepat untuk artikel diatas ya mas, bisnis selingannya sukses rumah tangga tambah kukuh deh..hihi..
Memang benar bila fokus pada satu hal memang bagus, tapi bisa fokus pada hal lain yang tidak kalah penting lebih bagus bukan?, tinggal sekarang bagaimana kita memanage semua kegiatan pada skala prioritas.
-salam selingkuh, eh sukses :) -
@ Irfan Hilmy
BalasHapusTrimakasih supportnya Mas Irfan. Tapi tumben kok lemot, biasanya lancar-lancar aja tuh.
@ Mr.Mung
Wah, pernah mengembara ke Pulau Sumatera juga rupanya. Pasti jadi pengalaman menarik ya buat mister, hehehe...
btw, kapok gak tuh?
Yang jelas, apa yang mister ilustrasikan hampir menyerupai kondisi tempat saya, hanya saja tidak seekstrim itu.
Dan seruan zakat yang mister utarakan saya sangat sepakat.
@ Fadly Muin
Bisa aja deh Mas Fadly. Oke deh, selamat menunggu aja.
@ Imam Meqels
Mas Imam belum pernah selingkuh? Hmmm.... selingkuh aja deh! dijamin nikmat kok! hehehe...
But, ini khusus dalam bisnis aja, oke!
@ Iwan Epianto
Memang benar Mas Iwan. Begitulah fenomena kaum miskin transmigran. Mereka cepat menyerah dengan keadaan.
Dan apa boleh buat, sekarang tinggal sesal yang tiada berguna. Alias gigit jari melihat teman-teman mereka dulu sesama transmigran pada sukses semua.
@ Ricky
Hehehe...akronimnya bisa aja deh Mas Ricky.
Ya, walaupun sudah selingkuh tapi bila managemennya amburadul ya sama saja. Gatot alias Gagal Total.
Salam Istimewa!
Sudah lama saya belajar tentang faham ini tentang "selingkuh" dalam bisnis, asal jangan selingkuh dalam rumah tangga he..he...
BalasHapusSaya sependapat deh dengan commentnya Mbak Ona Bunga, boleh menaruh telur lebih dari satu keranjang tapi juga harus hati-hati dan penuh antisipasi jangan sampai "busuk sebelum menetas"
Salam Mas Umar, postingnya penuh inspirasi.
Ya ya menikmati maknanya
BalasHapus"Jangan pernah kau selingkuh
BalasHapusjangan pernah kau mendua"
itu klu untuk rumah tangga...
But, Why not for business... ok!!
Artikel yang luuaaaarrrr biasaaa... "RAUMUM" :)
Tetapi maaf pak guru saya lebih senang "telur"nya dari pada "selingkuh"nya
Yang jadi masalah sekarang adalah satu "telur" aja belum...
trus gimana tuh pak guru???
Karena yang pernah saya alami ketika saya mendapatkan satu telur dan belum sempat saya taruh dalam keranjang telur itu sudah pecah,"belum sempat dibawa lari pak guru" karena ketika saya mendapatkan telur itu, orang yang memberikan telur selalu bilang "rawatlah telur itu baik2 sebelum kamu mendapatkan telur2 yang lain"
Dan ternyata kebanyakan telur yang diberikan ke saya adalah telur yang busuk.
Bagaimana mau mendapatkan banyak telur kalau hal seperti itu terjadi?
Bagaimana mendapatkan telur dengan kualitas baik?
Karena telur itu bagaikan "kucing di dalam karung"
Itu dulu aja Trima kasih...
@ Sumartono
BalasHapusYa. Saya setuju juga Mas Sumartono. Itu namanya antisipasi dan mawas diri. Selingkuh bisnis hanya diperkenankan jika bisnis sebelumnya sudah dalam kondisi stabil dan profit. Hal ini sangat penting mengingat profit dari bisnis sebelumnya itulah yang akan mensupport dana (di awal) bisnis selingkuhannya.
@ Ersis warmansyah Abbas
Terimakasih Bang Ersis, bisa memahami makna puisi saya. Maaf, saya masih belajar kok dalam berpuisi.
@ Sufian
Hmmm...terpesona aku menyimak lagunya, hehehe...
Btw, Bisnis itu lebih punya teste jika diwarnai dengan kerja keras, kesungguhan, dan trial error,Mas. Semua itu memang tidak menyenangkan pada awalnya namun percayalah di session berikutnya akan manis terasa. Pernah minum jamu kan? nah! kira-kira begitulah analoginya.
Mengenai telur-telur milik mas sufian yang membusuk sebelum menetas, sebenarnya ada dua hal yang perlu mas fahami dalam hal ini.
Pertama: Mas sufian mendapatkan telur itu dari siapa dan bagaimana kondisi telurnya sewaktu didapatkan? Sudahkah disortir? Kedua: Apa perlakuan Mas Sufian terhadap telur-telur itu setelah sampai di keranjang Mas? Sudahkah dirawat dengan baik?
Untuk mendapatkan kualitas telur yang baik memang butuh keahlian sortir Mas. Namun, jikapun ternyata hasil sortir kita pun toh tetap menghasilkan telur yang akhirnya busuk juga sebelum menetas, jangan serta-merta menyalahkan telurnya, tapi tambahkan keahlian sortir dan perbaiki kualitas perlakuan, Mas Sufian!
Dan satu lagi, jangan pernah trauma melakukan sortir dan penetasan telur-telur berikutnya. Itu baru namanya PEBISNIS TULEN bukan PEBISNIS CEMEN.
Salam Istimewa!
aq kirain kamu setuju manamanya selingkuh.......
BalasHapusternyata aq yang salah nebak...hehehhhehehe
bolehkah kita kenalan umar......
BalasHapusmoga kamu mau menjadi sahabat aq.....
Wah mas Guru, jadi inget ma Bengkulu lagi nih, ya sgt ya betul, mas ga cuma karet kelapa sawitpun harganya bisa selangit, juga minyak nilam karena waktu itu saya di bengkulu dr 1998 awal s/d 2000 awal, cabe aja harganya bisa 10 kali lipat harga normal, salam sukses Mas Guru
BalasHapusKalau saya simak tulisan anda pada paragraf awal agak kontradiktf dan agak sentimentil dengan paragraf akhir....yang masih akan bersambung.
BalasHapusSaya bayangkan bagaimana sambungannya, nanti. Hemat saya pembicaraan mengenai "selingkuh" dalam arti kiasan belum tuntas, sehingga kurang dapat memberikan manfaat dan motivasi kepada para pembaca, terutama mereka yang sedang berjuang meraih sukses...
Salam kenal...
salam kenal pak Guru,atas "Selingkuh"nya, walau belum disambung.
BalasHapus@ www.katobengke.com
BalasHapusHehehehe.....ya maaf, bukan maksud hati ingin menipu lho.
@ Perjalananmatahari
Owh, dengan senang hati saya menerima tawaran pertemanan ini. Semoga kita bisa saling silaturahmi, Pak!
@ BlogBisnisMuklis
Hmmm...pengalaman yang menarik sepertinya ya?
Salam sukses juga deh, Pak Manager!
@ Ibinkuzz
Yup, betul Mas Ibin, memang belum tuntas tulisannya, makanya besok dilanjut aja yah bacanya. Supaya just-nya bisa lebih objektif.
Btw, senang mendapat kunjungan anda.
@ Trie sp
Salam kenal juga Mas Trie.
Disimak aja ya sambungannya. Trims!
Salam Istimewa!
saya jadi ingat istilah OKB (orang kaya baru) yang berani mengambil/kredit sesuatu karena berharap ada penghasilan yang akan masuk,
BalasHapusthanks artikelnya dan sukses buat pak guru, oh iya link url blog saya www.aliyusrie.com belum dipasang ya mas :)
Selingkuh itu ga pernah indah.... selingkuh itu seperti narkoba, awalnya indah berakhir bencana. Salam kenal Pak Guru, saya murid yang nakal :)
BalasHapus