Kamis, 22 Januari 2009

E-Book Sampah dan Potret Buram Bisnis E-Book.


Akhir-akhir ini terjadi euforia yang luar biasa dalam perbisnisan e-book di dunia maya. Forum-forum dan milis yang membahas seputar bisnis online tidak lepas dari euforia ini. Begitu pula dengan iklan-iklan dan konten-konten blog. Bisnis baru yang bermunculan pun rata-rata melouching e-book sebagai komoditas dagangan. Tidak lupa berbagai macam e-book disediakan cuma-cuma sebagai bonus kepada para customernya.

Sungguh sebuah fenomena positif yang sangat mengesankan jika becermin pada budaya bangsa ini. Bangsa yang terkenal sangat malas membaca. Yang lebih senang menghamburkan uang untuk membeli makanan mahal daripada buku murah. Yang lebih respek lengan tontonan daripada bacaan. Namun sayang, sekelompok orang dengan sengaja menjejalkan istilah ”e-book sampah” di tengah-tengah euforia ini. Entah apa motif sesungguhnya dari penyebutan ini, yang jelas efek negatif dengan sekejap terpatri dalam benak pembaca manakala mendengar istilah ”e-book sampah”.


Bermula dari Kata ”sampah”
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia karya Drs. Ahmad A.K. Muda, kata ”sampah” berarti: barang atau sesuatu yang tidak dipakai lagi sehingga dibuang; kotoran seperti kertas, plastik, daun, dsb; keadaan hina; dan tercela. Jika merunut dari makna asalnya, maka kata ”sampah” hampir semuanya memiliki konotasi negatif. Nah, dalam kaidah pembentukan kata, apabila ada satu kata negatif dilekatkan pada kata yang lain maka kata yang lain tersebut akan langsung tersifati. Inilah yang sekarang berlaku pada frase ”e-book sampah”.

Tapi kemajuan teknologi membawa angin segar bagi sampah. Hampir semua sampah saat ini bisa dimanfaatkan. Bahkan beberapa sampah bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi produk baru yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. Jika ini bisa diterima di dunia nyata, kenapa tidak untuk di dunia maya? Bukankah tidak ada ilmu yang seratus persen baru saat ini? Rata-rata adalah ilmu lama yang turun-temurun yang direnovasi dan dimodifikasi saja.

Potret Buram Bisnis E-Book
E-book tak ubahnya buku cetak yang biasa anda beli di toko buku (Lebih jelasnya baca di sini). Umumnya berisi informasi yang bermanfaat berupa metode dan tips-tips tertentu. E-book disusun sedemikian rupa untuk kemudian dipublikasikan melalui internet. Setidaknya ada dua motif pembuatan dan pemublikasian e-book di internet, yaitu: (1) untuk dijual (2) untuk bonus gratis.

E-book yang dijual biasanya lebih mahal daripada buku cetak. Mengapa begitu? Silakan cari di sini. Sistem penjualan pun bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan sistem reseller. Sistem ini kebanyakan lebih disenangi karena dapat menggenjot omzet penjualan berlipat-lipat melalui promosi para membernya. Contohnya dalam Formula Bisnis.

Konsumen e-book sangat heterogen. Bermacam-macam latar belakang, motivasi, dan tingkat intelektual. Inilah yang kemudian menyebabkan persepsi terhadap e-book terbelah menjadi dua. Yaitu konsumen yang puas dan konsumen yang tidak puas. Mereka yang puas merasakan betul manfaat dari e-book tersebut, sedangkan yang tidak puas melampiaskannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menebarkan isu bahwa ia telah membeli e-book sampah.

Belum lagi ditambah persaingan bisnis e-book yang sedemikian ketat. Beberapa pebisnis melakukan kampanye negatif terhadap e-book lain dengan tujuan agar konsumen berbondong-bondong berpaling membeli e-booknya. Tidak adanya regulasi yang jelas dan keengganan pebisnis e-book untuk mematenkan karyanya menyebabkan kampanye ini semakin meluas.

Bahkan beberapa oknum melakukan tindakan sangat tidak terpuji dengan membeli e-book rival bisnisnya untuk kemudian diobral di mana-mana. Atau yang lebih sadis adalah dengan membajak hampir semua e-book yang diperjualbelikan untuk sekali lagi diobral dengan embel-embel penyebutan e-book sampah.

Tapi apa lacur, gempuran-gempuran negatif tersebut tidak serta-merta membuat bisnis ini gulung tikar. Bahkan semakin hari semakin bersinar saja. Terbukti semakin banyak pelaku bisnis yang terjun ke bisnis penjualan e-book. Para pemula pun semakin semangat berlomba memproduksi e-book untuk menjajal peruntungannya di bisnis ini. Entah, bagaimana kisah para pelaku bisnis e-book ini selanjutnya. Kita tunggu saja hasilnya!

Salam Istimewa!




31 komentar:

  1. kalau aku,lebih seneng baca hardcopy nya daripada e book nya..

    BalasHapus
  2. ebook sampah bisa motifnya bisa saja ingin membongkar kedok penjualan ebook yang ga bermanfaat dan motif penipuan yang sering di gunakan oleh para penjual ebook, karena sering penjual ebook memberi iming2 bahwa bisnis online tidak perlu keahlian... namun kenyantaannya bisnis onlien itu harus butuh keahlian dan kerja serius... ok salam sukse selalu dari orang yang awam ini..

    BalasHapus
  3. Jadi inget masa lalu saya
    ================================
    buku yang saya punya sedikit banget
    ================================
    pas kenal internet
    jadi membantu saya
    untuk slalu mencoba
    menggali potensi diri
    ================================
    n pastinya, internet sangat membantu saya
    ================================
    salam sukses ya

    BalasHapus
  4. nyambung ga ya komentarnya

    maaf jadi curhat

    BalasHapus
  5. Benar mas Umar, perbedaan pemahaman seseorang menyebabkan berbeda-beda pula penilaian terhadap suatu produk

    BalasHapus
  6. Semua tergantung bagaimana kitanya. Beda persepsi tentu akan menyebabkan beda pandangan!

    BalasHapus
  7. Bisa kita maklumi kalau sebagian besar dari kita berbeda persepsi terhadap ebook.Tapi saya sih setuju aja kalau semakin banyak orang yang terjun di bisnis internet. Itu pertanda bahwa bisnis ini menjanjikan.

    BalasHapus
  8. @ duadua
    Beda pendapat sah-sah saja. Yang penting ada argumen kita untuk itu.

    @ torik
    Alasan yang cukup rasional. Hanya saja fakta menunjukkan tindakan seperti itu langsung dilakukan secara general. Akhirnya e-book yang kredibel pun ikut-ikutan terkena dampaknya.

    @ Rekanbisnisku
    Satu kelemahan e-book memang tidak bisa dipajang di ruang kerja layaknya buku cetak. Dulu ada kebanggaan sendiri jika ruang kerja kita berbackground buku-buku berderet yang kita punya. Image intelek langsung tercipta dengan banyaknya koleksi buku yang kita punya.

    @ Umar Hadi
    Demikianlah faktanya. Barangkali Mas Umar Hadi memiliki sudut pandang lain?

    @ Arief Maulana
    Ya mas! sangat subjektif memang.

    @ Sumartono
    Saya juga sependapat Mas Sumartono. Bahkan faktanya tidak sekedar menjanjikan tapi memang nyata terbukti. PR-nya tinggal bagaimana memproduksi e-book yang berkualitas saja.

    BalasHapus
  9. sebenarnya fenomena ini terjadi tidak hanya di dunia internet dengan ebooknya, tapi juga dunia nyata. Sekarang menurut saya, klo buku itu bermanfaat dan bermutu, saya yakin walaupun dibajak, masih banyak orang yang mau beli aslinya. Seperti juga kaset-kaset bajakan, kaset aslinya juga tetep laku. Itu menurut saya lho mas..

    BalasHapus
  10. same comment
    mas Zamahsari
    dengan isi yang sama. dapatkan dengan harga manteb.

    bajakan or asli semua bermanfaat.
    punya salah satu tujuan yang sama.
    ADANYA PENGETAHUAN

    BalasHapus
  11. Ayo kita galakan budaya menulis dan mempostingkan artikel yang bermanfaat,untuk kemajuan bangsa kita indonesiaku tercinta.....
    Salam sukses......
    Saint Domingo Carrebean Island,
    Bambang Nugroho

    BalasHapus
  12. @ Zamahsari
    Bisa juga seperti itu Mas Mas Zam. Namun tetap saja ada pihak yang dirugikan dengan aksi ini. Tinggal mana yang lebih survive aja, maka dialah yang menang.

    @ Rekanbisnisku
    Menarik sekali kalimat ini: "bajakan or asli semua bermanfaat".
    Bagaimana ya pendapat Mas Dadang jika manfaat itu diperoleh dari hal yang merugikan orang lain? Apakah tidak sama dengan perumpamaan berhaji dengan uang korupsi?

    @ Bambang Nugroho
    Sepakat Mas Bambang! Untuk mencapai tujuan itu mari kita membuat blog dan memposting artikel secara rutin. Btw, Mas Blog Mas Bambang alamatnya apa ya?

    BalasHapus
  13. to Pa umar(guruku) :
    hati orang siapa yang tahu mas.
    ===============
    nah intinya, pilihlah yang diridhoi ALLAH
    salam sukses

    BalasHapus
  14. ebook yang saya beli ternyata ada manfaatnya, tergantung ia suka atau tidak suka karena memang orang sangat beragam pandangan. kalau saya suruh pilih beli rokok atau beli sate.. mungkin anda pilih rokok tapi saya pilih sate. ebook yang bermanfaat ... mahal ... saya suka jadi gak menyesal

    BalasHapus
  15. wah ebook sampah,, tempatnya di tong sampahlah nantinya..hehehe

    sukses selalu ya pak guru

    BalasHapus
  16. @ Rekanbisnisku
    Nah, ujung-ujungnya tetap kembali ke jalan yang benar. Mari, jadikan bisnis dan segala aktivitas kita sebagai instrumen memperolah ridlo-Nya.

    @ Endro Sunoto
    hehehe...pilihan yang tepat Mas Endro. Sama dengan saya berarti.

    @ Yanuar
    Jadi begitu ya Mas? kasian juga ya yang dah buat e-book yang dibilang sampah itu.

    BalasHapus
  17. Dengan banyaknya ebook dipasaran, kalo bermutu sih gpp, kalo tidak?
    Kan banyak juga yang gak tau.. mana yg baik dan sampah, nanti malah gak percaya lagi.. akhirnya beralih ke pasar luar negri yg lebih kredibel... ya nggak?

    Pada akhirnya indonesia cuma jadi pasar, bukan sbg produsen.. semuanya jadi ikut rugi...

    Salam

    BalasHapus
  18. sohib izin
    komentar to komentar
    To pa Guru :
    setuju sohib,
    Perbanyak cabang memang harus kayanya.
    bagi yang membutuhkan.
    Tapi alasan dagadu dan joger memang sangat masuk akal. Biar yang didapatkan hanya di daerah asalnya.
    (dan ini merupakan salah satu penanggulangan pemalsuan)
    Yang terjadi, barang istimewa.
    itulah yang dilakukan dagadu dan joger
    berbisnis dengan cara mengistimewakan barang.
    contoh hal :
    blogroll, ada juga untuk memperkuat pusat(blog) bisa dengan cara adanya blog roll(saling berkunjung). suatu ketika ada orang yang minta tukeran link, tapi orangnya ga mau, dengan alasan pasti (sesuai dengan keputusannya dia) yaitu harus domainx sama dengan dia: misal dotcom.
    itulah istimewa blog

    salam sukses sohib

    BalasHapus
  19. orang merasa beli ebook sampah itu karena apa yg didapat itu tidak sesuai dgn sales letter yg menjelaskan program cepet kaya dan juga tidak ada support dr pemiliknya.

    BalasHapus
  20. @ J Purnomo
    Itulah sisi kelam Bisnis Ebook yang sebisa mungkin diberantas. Jika tidak, lambat laun bisnis ebook akan selalu dipersepsi negatif oleh masyarakat. Dan bila itu terjadi maka alamat bisnis ebook akan mengalami masa depan suram. Layaknya bisnis MLM yang kini dipersepsi negatif padahal itu hanya akibat kelakuan sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab.
    Karena nila setitik rusaklah susu sebelanga.

    @ Rekanbisnisku
    Dengan demikian berarti urgensi membuka cabang bisnis menjadi relatif. Begitukah kesimpulannya, Mas Dadang?

    @ Aruta
    Sepakat Mas Aruta. Mungkin jika diadakan survey dua alasan itu meraih peringkat 85% dari semua pembeli ebook yang tidak puas.
    Untuk itu, mari kita jadikan kasus semacam ini sebagai pengalaman berharga.

    BalasHapus
  21. Persepsi tentang ebook sampah memang berbeda2, tetapi kebanyakan yang membeli ebook sampah merasa isi dari ebook tersebut tidak sesuai dengan apa yang tertulis di sales letter dan ketika konfirmasi tetnang hal itu, sang pemilik tidak meresponnya...
    Tetapi bila kita mempunyai niat untuk belajar thp hal apapun, dengan membeli ebook apapun pastinya akan menjadi media pembelajaran dan pendewasaan untuk perkembangan diri kita selanjutnya...

    Salam...

    BalasHapus
  22. it's bisnis. itulah bisnis didunia online ataupun offline bisnis itu pasti ada yang menggunaka n cara baik2 dan juga cara yang licik/.

    n setuju sama mas aruta kalau yang dsebutkan berbeda dengan sales letter yang berisi muluk2 dan kalau beli e-book kita bisa seperti yang menjual ebook suksesnya dengan serta merta itu salah.

    karena kita udah ketinggalan dari sipenjual ebook.

    BalasHapus
  23. @ Agung Jatnika
    Ya, sangat disayangkan memang layanan penjal ebook yang seperti itu. Apakah tidak mempertimbangkan masak-masak bahwa tindakannya akan merugikan bisnisnya sendiri sekaligus brand imagenya.
    Btw, saya juga sepakat Mas Agung. Apapun ebook yang sudah kita beli tetap memiliki manfaat walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan kita. Yang pasti, semua menjadi pelajaran berharga dalam berbisnis dan bertransaksi online.

    @ Adi Wardana
    Mudah-mudahan kita bisa menjadi golongan pebisnis yang berada di jalur benar. Menjual produk bermutu, berpromosi secara wajar namun tetap menggigit, dan service after sale kita juga memuaskan. Amin

    BalasHapus
  24. ya menurut saya daripada jual ebook lebih baik kasih gratisan aja
    sekalian beramal dan supaya Indonesia nggak miskin
    sebagian salesletter yang saya baca katanya bisa cepat kaya
    atau metode kaya dalam beberapa bulan
    bahkan ada yang menjamin kesuksesan
    saya cuma berharapa kalo mau jual ebook,
    ebook yang dijual harus benar-benar bermanfaat

    BalasHapus
  25. Ya, itu lah orang indonesia bajak membajak adalah hal lumrah di indonesia tercinta.

    Tapi salut kan buat pak Joko Susilo yang sudah di bombardir habis tapi tetap saja kokoh?

    Saya rasa orang yang tidak pernah belajar dari kesalahanlah yang membuat pembajakan ebook di internet semakin merajalela.

    Biarlah toh "kue bisnis" sangat luas dan besar!

    salam kenal Pa Guru

    Tjandra Danny
    http://www.TjandraDannyPakarSEO.com

    BalasHapus
  26. Hmm . . bener yah, banyak yg jual e book tapi dibajak . . bagusan, ga usah beli cari aja yg gratisan . .

    sebenernya, ngebajak itu haram ga sih? . .

    BalasHapus
  27. apakah semua buku yang dijual secara online atau ebook adalah sepenuhnya bajakan?

    BalasHapus
  28. terlepas bajakan atau tidak,ebook terkadang memudahkan pembaca,tanpa perlu membawa buku yang dicetak.

    BalasHapus
  29. ebook lebih memudahkan pembaca dengan bantuan gadget.namun jika ebook tersebut gratis dan memang bajakan sangat disayangkan

    BalasHapus
  30. memang seharusnya kita membeli buku cetak,namun dengan era digital saat ini ebook juga sangat menguntungkan jika kita berada di perjalanan.

    BalasHapus