Selasa, 04 Agustus 2009

Guru, Maukah Anda Belajar Lagi?

Anda mungkin masih ingat saat-saat bersekolah dulu. Guru-guru anda terlihat begitu pandai dan lincah saat menjelaskan materi. Khususnya pada bidang studi yang diampunya. Padahal, faktanya tidak semua guru anda tersebut pandai. Apalagi jika sekolah itu sekolah swasta yang tidak memberlakukan penyaringan rekrutmen guru.

Apa yang anda lihat selama ini hanyalah tampilan luar semata. Biasanya mereka akan membuat strategi kamuflase untuk mengelabui persepsi siswanya. Pokoknya guru akan melakukan berbagai macam cara agar ia tidak dipersepsikan bodoh oleh siswanya.

Kesimpulan ini sengaja saya ambil dari pengalaman mengajar di beberapa sekolah yang saya singgahi. Perbandingannya bisa 1:4:2 . Artinya, dari 5 guru yang ada, maka 1 orang kategori pandai, 4 orang kategori sedang, dan 2 orang kategori tidak pandai.

Pernah suatu kali saya mengajar di sebuah sekolah. Karena masih berstatus sebagai guru baru, seperti biasa saya pun melakukan mapping. Saya tidak ingin melakukan hal-hal yang mencolok dan radikal. Intinya, saya masih "sendiko dawuh” dengan berbagai sistem yang ada. Dengan rekan-rekan guru lain pun saya melakukan sikap yang sama. Walhasil, dengan sikap saya yang ”jinak-jinak merpati” dan super friendly tersebut (hahaha...narsis-mode on), dalam waktu singkat saya sudah bisa melakukan positioning di sekolah tersebut.

Nah, di sinilah ”borok, kurap kudis, plus panu” di sekolah tersebut mulai tersingkap dan terlihat jelas. Bermula dari guru senior pada bidang studi yang sama. Beliau sering ’nanya-nanya’ soal materi yang menurut saya sangat sepele, meminta dibuatkan kunci jawaban yang akan dipakai mengoreksi tugas siswa, dan minta diajari plus disuruh ngetikkan RPP (Rencana Program pengajaran) dan lain-lain.

Karena saya sering ngobrol dengan siswa, saya pun mengorek keterangan lebih lanjut dari beberapa siswa mengenai sikap guru-gurunya di kelas, gaya dan cara mengajarnya, tingkat kejelasan pemahaman materi yang disampaikan guru, dan lain sebagainya. Penyelidikan pun mengerucut pada satu kesimpulan bahwa memang tidak semua guru ”pandai” dan kompeten dengan mata pelajaran yang diajarkannya.

Ada guru yang 80% waktu mengajarnya hanya untuk mencatat saja, ada guru yang seolah menjelaskan, tapi akhirnya ucapannya ’ngelencer’ ke mana-mana sampai waktu habis, ada guru yang seringkali salah melakukan perhitungan matematis di papan tulis tapi selalu pandai berkilah, ada guru yang mengajar materi melompat-lompat hingga membingungkan siswa (maksudnya hanya mengajar materi yang menurutnya mudah), ada guru yang menjelaskan materi dengan getol sekali, tapi siswa bukannya semakin paham tapi tambah pusing tujuh keliling.

Guru, Harus Belajar Lagi
Saya sangat mengerti bahwa manusia dilahirkan dengan tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Namun sebagai guru, rasanya sangat naif jika tidak menguasai materi yang diajarkannya. Mengingat dari tahun ke tahun, materi yang diajarkan guru mayoritas tidak berubah. Dari itu ke itu saja. Guru hanya sekedar mengulang-ulang saja materi yang sudah pernah diajarkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Sayangnya, banyak guru yang hanya cuek bebek dengan keadannya. Tidak mau meng-upgrade diri untuk menjadi lebih baik. Tidak pernah lagi mau membaca buku. Malas menulis karya ilmiah, Saat istirahat hanya dipakai ngerumpi dan bergosip di luar pendidikan.

Guru yang merasa pandai dan sudah menguasai materi pun harus terus dan terus belajar lagi. Jangan mentang-mentang sudah merasa menguasai materi lalu berhenti belajar. Ingat, dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan dan metodologi pengajaran akan terus berkembang. Jika tidak mengikutinya, guru akan ketinggalan zaman. Bukan tidak mustahil pada suatu masa nanti anda akan disebut sebagai Guru Jadul, Guru Kolot, dan Guru Gaptek.

Belajar yang saya maksud bukan sekedar anda menempuh pendidikan jenjang berikutnya. Yang kebanyakan justru hanya dimaksudkan untuk menaikkan pangkat/golongan saja. Tapi betul-betul belajar untuk mengembangkan diri dan kompetensi.

Saya yakin ada seribu alasan untuk tidak mau belajar lagi. Tapi masih ingatkah anda akan pesan bijak berikut:

Tuntutlah Ilmu dari Buaian Hingga ke Liang Lahat!


Salam Istimewa!









9 komentar:

  1. Tidak ada yang sempurna, mas. Meskipun sudah bergelar guru, wajib hukumnya tetap belajar ilmu. Baik yang bersifat akademis maupun non akademis.

    Ilmu terus berkembang sesuai tingkat peradaban manusia. Bisa jadi, ilmu yang didapat dari dosen adalah tinggalan nenek moyang dulu. Perlu penyempurnaan dan perbaikan.

    Tapi, berdasarkan pengamatan saya, rata-rata guru muda sekarang sudah tidak fokus nambah ilmu. Pikiran mereka teralihkan oleh hal-hal lain yang kurang related to education.

    BalasHapus
  2. Kalau ada guru yang pura2 pandai justru akan menjerumuskan siswanya ya Mas Umar..Murid tidak tambah pinter malah semakin bodo.. nah sekarang gimana caranya supaya guru mau belajar.. apa harus ada test uji kelayaan jadi guru.. he..he.. baru denger aku..

    BalasHapus
  3. gunakan sertifikasi sebaik mungkin... klo ga salah artinya sertifikasi itu salah satunya untuk mengukur kemampuan guru ya... atau hanya mendapatkan program enak manteb dari pemerintah yang mudah juga dikelabui...]

    guru memang pandai mengelabui semuanya...
    jangankan murid, pemerintah aja dikelabui...

    BalasHapus
  4. Menarik sekali pembahasannya, pak..
    seperti yang kita tahu, hidup itu dinamis..
    Tidak bisa kita terus menerus hanya mengandalkan kemampuan/ilmu yang kita pelajari 30 tahun yang lalu misalnya..
    Bila tidak di up-grade, suatu ilmu akan jadi usang, basi, tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman..
    Orang yang tidak mau belajar siap2 saja digilas kemajuan zaman..

    Orang yang tidak mau belajar menyedihkan, orang yang arogan dengan kemampuan ceteknya dua kali lipat lebih menyedihkan..

    Semoga menjadi masukan bagi guru-guru agar pendidikan di Indonesia bisa berkembang ke arah yang lebih baik :)

    BalasHapus
  5. ya harus mau belajar dunk...
    pengetahuan gak cuma itu2 aja, tiap hari mungkin ada pengetahun baru, jadi guru bisa meningkatkan kualitas anak didiknya...

    BalasHapus
  6. Iptek berkembang sangat cepat, harus donk belajar lagi, jangan mentang-mentang sudah jadi guru. Semoga guru-guru yang lain baca posting ini juga.

    BalasHapus
  7. @ Agus Siswoyo
    Pengamatan anda mengenai Guru Muda sepertinya mendekati kebenaran Mas Agus. Walaupun prosentasenya tidak 100% tapi cukup mengkhawatirkan bagi Kelangsungan Pendidikan di Indonesia. Mudah-mudahan bisa kembali ke rel-nya lagi ya Mas.

    @ Zamahsari
    Ya, bisa jadi begitu Mas Zam. Itulah efek dari tidak adanya penyaringan guru. Saat ini, memang ada program sertifikasi guru yang intinya untuk mendongkrak kualitas guru dan pendapatan guru. Tapi sayang, realitanya tak seindah retorikanya. Banyak guru yang menggunakan berbagai macam cara untuk sekedar lolos sertifikasi. Bagaimana dengan yang tidak lolos? ya tetap boleh mengajar, hanya tidak mendapatkan sertifikat dan tunjangan plus saja.

    @ Dadang Firdaos
    Tuh kan, Mas Dadang sampai memberi testimoni segala. Yang jelas, hal tersebut patut disayangkan dan tidak selaras dengan etika guru.

    @ Wellsen
    Memang itu yang saya harapkan Mas Wellsen. Bagaimanapun juga jangan demi menjaga martabat di depan siswa, lalu melakukan kebohongan-kebohongan. Mengajarkan ilmu yang salah. Namun merasa selalu benar.
    Lebih elegan jika guru mencari referensi dulu dan belajar dulu (lagi) agar ilmu yang disampaikan benar.

    @ Alvien Rizki
    Terimakasih, masukannya Mas Alvien. Mudah-mudahan dibaca oleh rekan-rekan Guru yang mampir ke sini.

    @ Sumartono
    Guru bukanlah sumber ilmu (itu kaidah kuno) melainkan perantara ilmu. Sebagai perantara, sudah seharusnya mengikuti perkembangan IPTEK yang ada. Mudah-mudahan, harapan Mas Sum terkabul. Amin..

    Salam Istimewa

    BalasHapus
  8. Sampai kapanpun seseorang memang harus terus belajar...Btw,judulnya unik sekali mas, guru suruh belajar lagi..hehe...jangan cuma ngajar saja ya :)
    nice article mas,

    salam,

    BalasHapus
  9. Selamat malam mas guru, klo saya mas sangat mendukung guru mau belajar lagi kan jadi bisa mengupdate ilmunya jadi makin perfect dengan harapan nantinya bisa memberikan ilmunya ke anak didiknya dengan lebih bagus dan mantab lagi, salam sukses selalu mas guru dan semoga selalu sehat dan lancar bisnisnya, amin

    BalasHapus